"Katakanlah: Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan tiada aku termasuk di antara orang-orang yang musyrik" (QS Yusuf:108)

29 May, 2014

. AZAB KUBUR dan NIKMAT KUBUR di Alam Barzakh

Alam Barzakh, Adzab Kubur yang Menakutkan atau Nikmat Kubur yang Menyenangkan

Allah Subhanahu wa Ta’ala di awal surat Al-Baqarah menyebutkan sifat hamba-hamba-Nya yang bertakwa bahawa mereka beriman kepada yang ghaib serta memiliki amalan-amalan yang nampak maupun tidak nampak. Karena kata takwa termasuk semua perkara itu. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ

“(Iaitu) orang-orang yang beriman kepada perkara-perkara yang ghaib.” (Al-Baqarah: 3)

Kerana, hakikat iman itu adalah pembenaran secara keseluruhan terhadap segala yang diberitakan oleh para rasul (dalam perkara yang ghaib) yang mengandungi akibat ketaatan seluruh anggota tubuh. Sehingga bukanlah termasuk iman yang benar, keyakinan terhadap hal-hal yang hanya boleh disaksikan oleh panca indera saja. Kerana tidak akan dibezakan antara yang mukmin dan yang kafir dalam perkara tersebut. Hanya permasalahan iman saja ialah terhadap perkara ghaib, yang kita tidak boleh melihat dan merasakannya dengan panca indera yang lainnya.

Kita beriman terhadap yang ghaib itu hanyalah kerana adanya berita dari Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam semata. Inilah iman yang akan membezakan antara orang yang mukmin dengan orang kafir. Sehingga, seorang mukmin akan beriman kepada seluruh perkara yang diberitakan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wa Sallam dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah. Sama saja baginya, apakah dia mampu mengetahuinya dengan panca inderanya atau tidak. Sama saja baginya, apakah akalnya mampu menjangkaunya atau tidak. Sikap seorang mukmin yang demikian ini berbeza dengan sikap orang-orang zindiq (munafik) yang mendustakan perkara-perkara ghaib karena telah rusak akalnya. Mereka mendustakan perkara-perkara ghaib tersebut kerana akalnya tidak mampu menjangkaunya. Rosaklah akalnya dan kacaulah pemikirannya. Sedangkan akal seorang mukmin menjadi bersih dan suci dengan bimbingan wahyu ilahi.

Termasuk beriman dengan perkara ghaib adalah beriman dengan seluruh perkara yang Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wa Sallam beritakan berupa berbagai peristiwa yang telah terjadi maupun yang akan terjadi. Demikian pula perkara-perkara yang akan terjadi di akhirat nanti. (Taisir Al-Karimirrahman, hal. 40)

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullahu berkata: “Termasuk beriman kepada hari akhir adalah beriman dengan seluruh perkara yang Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam beritakan berupa perkara-perkara yang akan terjadi setelah kematian. Sehingga, Ahlus Sunnah beriman kepada adanya fitnah (ujian pertanyaan) di kubur dan azab kubur.”

Dalil-dalil dari Al-Qur’an tentang Azab Kubur

Di antara dalil-dalil yang menunjukkan adanya azab kubur dari Al-Qur’an adalah sebagai berikut:

1.Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

فَوَقَاهُ اللهُ سَيِّئَاتِ مَا مَكَرُوا وَحَاقَ بِآلِ فِرْعَوْنَ سُوءُ الْعَذَابِ. النَّارُ يُعْرَضُونَ
عَلَيْهَا غُدُوًّا وَعَشِيًّا وَيَوْمَ تَقُومُ السَّاعَةُ أَدْخِلُوا ءَالَ فِرْعَوْنَ أَشَدَّ الْعَذَابِ

 (Dengan keikhlasannya dan penyerahan dirinya kepada Allah) maka dia diselamatkan oleh Allah dari angkara tipu daya mereka dan Firaun bersama-sama kaumnya ditimpa azab seksa yang seburuk-buruknya, Mereka didedahkan kepada bahang api Neraka pada waktu pagi dan petang (semasa mereka berada dalam alam Barzakh) dan pada hari berlakunya kiamat (diperintahkan kepada malaikat): Masukkanlah Firaun dan pengikut-pengikutnya ke dalam azab seksa api Neraka yang seberat-beratnya!.” (Surah Ghafir: 45-46) 

Ibnu Katsir rahimahullahu berkata: “Ayat ini adalah dalil yang paling kuat bagi Ahlus Sunnah untuk menetapkan adanya azab kubur, yaitu firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

النَّارُ يُعْرَضُونَ عَلَيْهَا غُدُوًّا وَعَشِيًّا

“Mereka didedahkan kepada bahang api Neraka pada waktu pagi dan petang (semasa mereka berada dalam alam Barzakh).” (Surah Ghafir: 46)

2.  Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

فَذَرْهُمْ حَتَّى يُلَاقُوا يَوْمَهُمُ الَّذِي فِيهِ يُصْعَقُونَ. يَوْمَ لَا يُغْنِي عَنْهُمْ كَيْدُهُمْ شَيْئًا وَلَا هُمْ يُنْصَرُونَ.
وَإِنَّ لِلَّذِينَ ظَلَمُوا عَذَابًا دُونَ ذَلِكَ وَلَكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُونَ

“Kalau keingkaran dan kedegilan mereka sampai begitu sekali) maka biarkanlah mereka (wahai Muhammad dan janganlah dihiraukan) sehingga mereka menemui hari yang padanya mereka akan binasa. (Iaitu) hari segala rancangan jahat dan tipu daya mereka tidak dapat mendatangkan sebarang faedah kepada mereka, dan mereka pula tidak diberikan pertolongan. Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu akan beroleh azab seksa selain dari azab yang tersebut, akan tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui (hakikat yang sebenarnya).)
Surah At-Tur: 45-47)

Ibnu Abil ‘Izzi Al-Hanafi rahimahullahu berkata: Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala ini, kemungkinan yang dimaksud adalah mereka diazab di dunia dengan dimatikan atau yang lainnya. Kemungkinan (yang kedua) mereka diazab di alam barzakh. Makna yang kedua ini yang lebih nampak jelas, karena kebanyakan mereka mati dalam keadaan belum diazab di dunia. Atau kemungkinan (ketiga) maksudnya adalah umum, yaitu azab di dunia dan di akhirat (termasuk azab kubur).” (Syarh Al-’Aqidah Ath-Thahawiyyah, hal. 612-613)

3. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

سَنُعَذِّبُهُمْ مَرَّتَيْنِ ثُمَّ يُرَدُّونَ إِلَى عَذَابٍ عَظِيمٍ

“Kami akan azabkan mereka berulang-ulang, kemudian mereka dikembalikan kepada azab yang besar”. (Surah Al-Taubah: 101)

Asy-Syaikh Hafizh bin Ahmad Al-Hakami rahimahullahu berkata: “Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, Abu Malik, Ibnu Juraid, Al-Hasan Al-Bashri, Sa’id, Qatadah, dan Ibnu Ishaq rahimahumullah, mereka mengatakan (yang kesimpulannya) bahwa yang dimaksudkan dengan ayat tersebut adalah azab di dunia dan azab di kubur. Kemudian mereka dikembalikan ke azab yang besar yaitu neraka jahannam.” (Ma’arijul Qabul, 2/719)

4. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَلَنُذِيقَنَّهُمْ مِنَ الْعَذَابِ الْأَدْنَى دُونَ الْعَذَابِ الْأَكْبَرِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ

“Dan demi sesungguhnya, Kami akan merasakan mereka sedikit dari azab dunia sebelum azab yang besar (di akhirat kelak), supaya mereka rujuk kembali bertaubat”. (Surah As-Sajda:21)

Al-Imam Ibnu Katsir rahimahullahu berkata: “Al-Bara’ bin ‘Azib, Mujahid, dan Abu Ubaidah berkata bahwa yang dimaksud adalah azab kubur.” (Tafsir Ibnu Katsir, 3/405)

Dalil-dalil dari As-Sunnah
Asy-Syaikh Hafizh bin Ahmad Al-Hakami rahimahullahu berkata: “Dalil-dalil dari As-Sunnah yang menunjukkan adanya azab kubur sungguh telah mencapai derajat mutawatir, karena para imam As-Sunnah, para periwayat hadits dan para pakarnya (kritikus, penelitinya) dari sejumlah besar kalangan sahabat (telah meriwayatkan dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam). Di antaranya Anas bin Malik, Abdullah bin Abbas, Al-Bara’ bin Azib, Umar bin Al-Khaththab, Abdullah bin Umar, Aisyah, dll g. (Ma’arijul Qabul, 2/721)

1. Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda;

وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ

Dan aku berlindung kepada-Mu dari azab kubur.” (Muttafaqun ‘alaih

Dalam riwayat Muslim, dari Anas radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لَوْلَا أَنْ لَا تَدَافَنُوا لَدَعَوْتُ اللهَ أَنْ يُسْمِعَكُمْ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ الَّذِي أَسْمَع

Kalau kalian tidak saling menguburkan (jenazah), sungguh aku akan meminta kepada Allah agar memperdengarkan sebagian azab kubur yang aku dengar kepada kalian.”

2. Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, dia berkata:

بِقَبْرَينِ فَقَالَ: إِنَّهُمَا لَيُعَذَّبَانِ وَمَا يُعَذَّبَانِ فِي كَبِيرٍ، أَمَّا أَحَدُهُمَا فَكَانَ لاَ يَسْتَتِرُ مِنَ الْبَوْلِ وَأَمَّا
الْآخَرُ فَكَانَ يَمْشِي بِالنَّمِيمَةِ. فَأَخَذَ جَرِيدَةً رَطْبَةً فَشَقَّهَا نِصْفَيْنِ فَغَرَزَ فِي كُلِّ قَبْرٍ وَاحِدَةً. فَقَالُوا:
فَعَلْتَ هَذَا؟ قَالَ: لَعَلَّهُ يُخَفَّفُ عَنْهُمَا مَا لَمْ يَيْبَسَا   مَرَّ النَّبِيُّ يَا رَسُولَ اللهِ، لِمَا

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam melewati dua kuburan. Beliau bersabda: Sesungguhnya keduanya sedang diazab, dan tidaklah keduanya diazab disebabkan suatu perkara yang besar (menurut kalian). Salah satunya tidak menjaga diri dari percikan air kencing, sedangkan yang lain suka mengadu domba antara manusia.” Beliau lalu mengambil sebuah pelepah kurma yang masih basah, kemudian beliau belah menjadi dua bagian dan beliau tancapkan satu bagian pada masing-masing kuburan. Para sahabat bertanya: “Wahai Rasulullah, mengapa engkau melakukan hal ini?” Beliau menjawab: “Mudah-mudahan diringankan azab tersebut dari keduanya selama pelepah kurma itu belum kering.” (Muttafaqun ‘alaih)

3. Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, dia berkata:

عَلَيَّ فَذَكَرْتُ ذَلِكَ لَهُ فَقَالَ: وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ،
إِنَّهُمْ لَيُعَذَّبُونَ فِي قُبُورِهِمْ حَتَّى الْبَهَائِمَ تَسْمَعُ أَصْوَاتَهُمْ
دَخَلْتُ عَلَى يَهُودِيَّةٍ فَذَكَرَتْ عَذَابَ الْقَبْرِ فَكَذَّبْتُهَا فَدَخَلَ النَّبِيُّ

Aku masuk kepada seorang wanita Yahudi, kemudian dia menceritakan azab kubur, maka aku mendustakannya. Kemudian Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam masuk kepadaku, aku pun menceritakan kejadian itu kepada beliau. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu bersabda: “Demi Dzat yang jiwaku di tangan-Nya, sungguh mereka akan diazab di kubur mereka, sehingga hewan-hewan pun mendengarkan jeritan-jeritan mereka.” (HR. Muslim)

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam Berlindung Dari Azab Kubur

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berlindung dari azab kubur dan memerintahkan umatnya untuk berlindung darinya. Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, dia bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang azab kubur, maka beliau menjawab:

نَعَمْ، فَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ الله  بَعْدُ صَلَّى صَلَاةً إِلاَّ تَعَوَّذَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ
عَذَابُ الْقَبْرِ حَقٌّ. فَقَالَتْ عَائِشَةُ
Ya. Azab kubur itu benar adanya.” Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata: “Setelah kejadian tersebut, aku tidak pernah melihat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan shalat kecuali berlindung dari azab kubur.” (HR. Al-Bukhari no. 1049)

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِذَا تَشَهَّدَ أَحَدُكُمْ فَلْيَسْتَعِذْ مِنْ أَرْبَعٍ يَقُولُ: اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ
وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ، وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّال

Apabila salah seorang kalian bertasyahud, hendaklah dia meminta perlindungan dari empat perkara, hendaknya dia berdoa: Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari azab neraka jahannam, azab kubur, fitnah kehidupan dan kematian, serta dari kejelekan fitnah Al-Masih Ad-Dajjal.” (Muttafaqun ‘alaih)

Dalam riwayat lain di Shahih Muslim:

إِذَا فَرَغَ أَحَدُكُمْ مِنَ التَّشَهُّدِ الْأَخِيرِ

Bahawasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan doa ini kepada mereka (para sahabat) sebagaimana beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan sebuah surat dari Al-Qur’an.” (HR. Muslim, At-Tirmidzi, dan An-Nasa’i)

Penulis : Al-Ustadz Abul Abbas Muhammad Ihsan,
Judul : Alam Barzakh, Adzab Kubur yang Menakutkan atau Nikmat Kubur yang Menyenangkan
Di-Edit oleh: HAR

No comments: