"Katakanlah: Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan tiada aku termasuk di antara orang-orang yang musyrik" (QS Yusuf:108)

26 April, 2016

LIHATLAH, SIAPA TEMANMU...!  

"Apabila engkau berada di tengah-tengah suatu kaum maka pililhlah orang-orang yang balk sebagai sahabat, dan janganlah engkau bersahabat dengan orang-orang jahat sehingga engkau akan binasa bersamanya"

Wanita adalah bahagian dari kehidupan manusia, sehingga dia tak akan pernah lepas dari pola interaksi dengan sesama. Terlebih dominasi perasaan yang melekat pada dirinya, membuat dia memerlukan teman, tempat mengadu, tempat bertukar fikiran dan bermusyawarah. Berbagai masalah hidup yang dialami menjadikan dia berfikir bahawa, meminta pendapat, saran dan nasihat teman adalah suatu perkara yang perlu. Maka teman sangatlah penting bagi kehidupannya, siapa  yang tidak memerlukan teman dalam hidup ini?

Namun wanita muslimah adalah wanita yang dipupuk dengan keimanan dan dididik dengan pola interaksi Islami. Maka pandangan Islam dalam memilih teman adalah barometernya, karena dirinya sedar, teman yang baik (shalihah) memiliki pengaruh besar dalam menjaga keistiqomahan agamanya. Selain itu teman shalihah adalah sebenar-benar teman yang akan membawa mashlahat dan manfaat. Maka dalam pergaulannya dia akan memilih teman yang baik dan shalihah, yang benar-benar memberikan kecintaan yang tulus, selalu memberi nasihat, tidak curang dan menunjukan kebaikan. Karena bergaul dengan wanita-wanita shalihah dan menjadikannya sebagai teman selalu mendatangkan manfaat dan pahala yang besar, juga akan membuka hati untuk menerima kebenaran. maka kebanyakan teman akan jadi teladan bagi temannya yang lain dalam akhlak dan tingkah laku.

Seperti ungkapan "Janganlah kau tanyakan seseorang pada orangnya, tapi tanyakan pada temannya. karena setiap orang mengikuti temannya".

Bertolak dari sinilah maka wanita muslimah senantiasa dituntut untuk dapat memilih teman, juga lingkungan pergaulan yang tak akan menambah dirinya melainkan ketakwaan dan keluhuran jiwa. Sesungguhnya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam juga telah menganjurkan untuk memilih teman yang baik (shalihah) dan berhati-hati dari teman yang jelek.

Hal ini telah dimisalkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam melalui ungkapannya:

"Sesungguhnya perumpamaan teman yang baik (shalihah) dan teman yang jahat adalah seperti pembawa minyak wangi dan peniup api pandai besi. Pembawa minyak wangi mungkin akan menciplakkan minyak wanginya itu atau engkau menibeli darinya atau engkau hanya akan mencium aroma harumnya itu. Sedangkan peniup api tukang besi mungkin akan membakar bajumu atau engkau akan mencium darinya bau yang tidak sedap".  (Riwayat Bukhari, kitab Buyuu', Fathul Bari 4/323 dan Muslim kitab Albir 4/2026)1

Dari petunjuk agamanya, wanita muslimah akan mengetahui bahawa teman itu ada dua macam.

Pertama, teman yang shalihah, dia laksana pembawa minyak wangi yang menyebarkan aroma harum dan wewangian dan teman yang dapat membawamu ke pintu syurga.

Kedua teman yang jelek laksana peniup api pandai besi, orang yang disisinya akan terkena asap, percikan api atau sesak nafas, karena bau yang tak enak dan teman yang boleh menyeretmu ke jurang neraka.

Al-Quran telah menceritakan kepada kita tentang bahawa tipu teman yang kedua, iaitu dapat menyesatkan dan menghalangi dari jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

Dan (ingatkanlah) perihal hari orang-orang yang zalim menggigit kedua-dua tangannya (marahkan dirinya sendiri) sambil berkata: “Alangkah baiknya kalau aku (di dunia dahulu) mengambil jalan yang benar bersama-sama Rasul? “Wahai celakanya aku, alangkah baiknya kalau aku tidak mengambil si dia itu menjadi sahabat karib! “Sesungguhnya dia telah menyesatkan daku dari jalan peringatan (Al-Quran) setelah ia disampaikan kepadaku. Dan adalah Syaitan itu sentiasa mengecewakan manusia (yang menjadikan dia sahabat karibnya)” (Surah Al-Furqan: 27-29)

Maka alangkah bagusnya nasihat Bakr bin Abdullah Abu Zaid, ketika beliau berkata," Hati-hatilah dari teman yang jelek ...!, karena sesungguhnya tabiat itu suka meniru, dan manusia saperti serombongan burung yang mereka diberi naluri untuk meniru dengan yang lainnya. Maka hati-hatilah bergaul dengan orang yang saperti itu, karena dia akan celaka, hati- hatilah karena usaha preventif lebih mudah dari pada mengobati ".

Maka pandai-pandailah dalam memilih teman, carilah orang yang boleh membantumu untuk mencapai apa yang engkau cari . Dan boleh mendekatkan diri pada Rabbmu, dapat memberikan saran dan petunjuk untuk mencapai tujuan muliamu.
Mereka adalah orang-orang yang takut kepada Tuhan mereka dan takut pada penghisaban amal yang jelek.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

Pada hari itu sahabat-sahabat karib: setengahnya akan menjadi musuh kepada setengahnya yang lain, kecuali orang-orang yang persahabatannya berdasarkan taqwa (iman dan amal soleh). (Surah Az-Zukhruf: 67)

Maka perhatikanlah dengan perinci teman-temanmu itu, kerena teman ada bermacam-macam:

• ada teman yang boleh memberikan manfaat
• ada teman yang boleh memberikan kesenangan (kelezatan)
• dan ada yang boleh memberikan keutamaan.

Adapun dua jenis yang pertama itu rapuh dan mudah terputus karena terputus sebab-sebabnya. Adapun jenis ketiga, maka itulah yang dimaksud persahabatan sejati. Adanya interaksi timbal balik karena kokohnya keutamaan masing-masing keduanya. Namun jenis ini pula yang susah dicari. (Hilyah Tholabul 'ilmi, Bakr Abdullah Abu Zaid halarnan 47-48)

Memang tidak akan pernah lepas dari benak hati wanita muslimah yang benar-benar sedar pada saat memilih teman, bahawa manusia itu saperti barang tambang, ada kualitinya yang bagus dan ada yang jelek. Demikian halnya manusia, seperti dijelaskan Rasulullah Shalallahu’alaihi Wassallam :

" Manusia itu adalah barang tambang saperti emas dan perak, yang paling baik diantara mereka pada zaman jahiliyyah adalah yang paling baik pada zaman Islam jika mereka mengerti. Dan ruh-ruh itu saperti pasukan tentara yang dikerahkan, yang saling kenal akan akrab dan yang tidak dikenal akan dijauhi " (Hadith Riwayat Muslim)

Wanita muslimah yang jujur hanya akan sejalan dengan wanita-wanita shalihah, bertakwa dan berakhlak mulia, sehingga tidak dengan setiap orang dan sembarang orang dia berteman, tetapi dia memilih dan melihat siapa temannya. Walaupun memang, jika kita mencari atau memilih teman yang benar-benar bersih sama sekali dari aib, tentu kita tidak akan mendapatkannya. Namun, seandainya kebaikannya itu lebih banyak daripada sifat jeleknya, itu sudah mencukupi.

Maka Syaikh Ahmad bin 'Abdurrahman bin Qudamah al-Maqdisi atau terkenal dengan nama Ibnu Qudamah AlMaqdisi memberikan nasihatnya juga dalam memilih teman:

"Ketahuilah, bahawasanya tidak dibenarkan seseorang mengambil setiap orang jadi sahabatnya, tetapi dia harus mampu memilih kriteria-kriteria orang yang dijadikannya teman, baik dari segi sifat-sifatnya, perangai-perangainya atau lainnya yang boleh menimbulkan ghairah berteman sesuai pula dengan manfaat yang dapt diperoleh dari persahabatan tersebut itu. Ada manusia yang berteman karena tendensi dunia, seperti karena harta, kedudukan atau sekedar boleh bercakap saja, tetapi itu bukan tujuan kita”.

Ada pula orang yang berteman kerana kepentingan Dien (agama), dalarn hal inipun ada yang kerana ingin mengambil faedah dari ilmu dan amalnya, karena kemuliaannya atau kerana mengharap pertolongan dalam berbagai kepentingannya.

Kesimpulan dari semua itu orang yang diharapkan jadi teman hendaklah memenuhi lima kriteria berikut:

Dia cerdas (berakal), berakhlak baik, tidak fasiq, bukan ahli bid'ah dan tidak rakus dunia. Mengapa harus demikian ?, kerana kecerdasan adalah sebagai modal utama, tak ada kabaikan jika berteman dengan orang dungu, kerana terkadang ia ingin menolongmu tapi malah mencelakakanmu. Adapun orang yang berakhlak baik, itu harus. Kerana terkadang orang yang cerdaspun kalau sedang marah atau dikuasai emosi, dia akan menuruti hawa nafsunya. Maka tak baik pula berteman dengan orang cerdas tetapi tidak berahlak. Sedangkan orang fasiq, dia tidak punya rasa takut kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan barang siapa tidak takut pada Allah, maka kamu tidak akan aman dari tipu daya dan kedengkiannya, Dia juga tidak dapat dipercaya. Kalau ahli bid'ah jika kita bergaul dengannya dikhawatirkan kita akan terpengaruh dengan jeleknya kebid'ahannya itu. (Mukhtasor Minhajul Qasidin, Ibnu Qudamah hal 99).

Maka wanita muslimah yang benar-benar sedar dan mendapat pancaran sinar agama, tidak akan merasa terhina akibat bergaul dengan wanita-wanita shalihah meskipun secara lahiriah, status sosial clan tingkat materinya tidak setingkat. Yang menjadi keutamaan adalah bahan kepribadiannya dan bukan penampilan dan kekayaan atau lainnya.

"Pergaulan anda dengan orang mulia menjadikan anda termasuk golongan mereka, kerananya janganlah engkau mau bersahabat dengan selain mereka".

Oleh karena itu datang petunjuk Al Qur'an yang menyerukan hal itu :

"Dan bersabarlah kamu bersama dengan orang¬-orang yang menyeru Rabbnya dipagi dan disenja hari dengan mengharap kereadhan-Nya. Dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka karena mengharapkan perhiasan kehidupan dunia ini. Dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas" (SurahAl-Kahfi:28)

PENULIS: Bintu Humron

Tambahan:
Tidak ada seorang manusia pun yang luput dari kesalahan. Tetapi manusia yang baik bukanlah mereka yang tidak pernah berbuat salah, melainkan yang mau menyedari kesalahan dan bertekad untuk kembali ke jalan yang benar.

No comments: