"Katakanlah: Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan tiada aku termasuk di antara orang-orang yang musyrik" (QS Yusuf:108)

24 March, 2009

"ARAHKAN DO'AMU HANYA KEPADA ALLAH"

Islam datang membimbing manusia agar tetap berjalan di atas fitrahnya yang lurus dengan diturunkannnya syariat Islam yang agung ini.

Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman :

فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا فِطْرَةَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ
عَلَيْهَا لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ
النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ

"Maka hadapkanlah dirimu ke arah agama yang jauh dari kesesatan; Fitrah Allah yang menciptakan manusia untuk menerimanya; tidaklah patut ada sebarang perubahan pada ciptaan Allah itu; itulah agama yang betul lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui."
(Surah Ar-Ruum: 30)

Berkenaan dengan ayat di atas, Nabi Shalalllahu 'alaihi wa sallam: bersabda (yang artinya) : "Setiap bayi dilahirkan dalam keadaan fitrah ,maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nashrani, dan Majusi ( penyembah api )." (HR.Bukhari dan Muslim dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu).

Maka di dalam hadits yang mulia ini terdapat penjelasan yang menunjukkan bahwasanya bayi itu dilahir sesuai dengan fitrah, artinya bukan dalam keadaan kosong jiwanya melainkan mereka lahir diatas fitrahnya sebagai muslim, yang senantiasa condong untuk mentauhidkan dalam beribadah kepada-Nya.

Sehingga tepatlah firman Allah Subhanahu wa ta'ala- yang menjelaskan tentang tujuan penciptaan manusia iaitu untuk mentauhidkan Allah Subhanahu wa ta'ala dan hanya beribadah kepada-Nya semata .

Allah subhanahu wa ta'ala- berfirman:

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan untuk mereka menyembah-Ku."
(Surah Az-Zaariyaat: 56)

Maka di dalam ayat yang mulia ini terdapat penjelasan bahwa Allah Subhanahu wa ta'ala- menciptakan manusia dan jin agar mereka menyembah-Nya dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Dan ibadah itu meliputi hati, perkataan dan juga perbuatan seperti do'a, takut, berharap, tawakkal, cinta, nadzar, dan lain-lain. Semua bentuk ibadah ini harus ditujukan kepada Allah Subhanahu wa ta'ala semata-mata, dan barang siapa yang mengarahkan salah satu ibadah tersebut kepada selain Allah Subhanahu wa ta'ala maka ia adalah musyrik dan kafir.

Dalilnya adalah firman Allah Subhanahu wa ta'ala-:

وَمَن يَدْعُ مَعَ اللَّهِ إِلَهًا آخَرَ لَا بُرْهَانَ لَهُ بِهِ فَإِنَّمَا
حِسَابُهُ عِندَ رَبِّهِ إِنَّهُ لَا يُفْلِحُ الْكَافِرُونَ

"Dan sesiapa yang menyembah tuhan yang lain bersama-sama Allah, dengan tidak berdasarkan sebarang keterangan mengenainya, maka sesungguhnya hitungannya (dan balasan amalnya yang jahat itu) disediakan di sisi Tuhannya. Sesungguhnya orang yang kafir tidak akan berjaya."
(Surah Al-Mu'minuun: 117)

Dan diantara jenis ibadah tersebut antara lain:
Berdo'a kepada Allah -subhanahu wa ta'ala- :
Do'a itu sendiri ada dua macam iaitu:

a. Do'a mas'alah adalah: Do'a untuk meminta sesuatu dari keperluannya, dan ia termasuk ibadah bila dilakukan oleh seorang hamba kepada Rabbnya, karena ia mengandung makna perlu dan bersandarnya seorang hamba kepada Allah Subhanahu wa ta'ala, serta keyakinan bahawa Dia menyandang sifat Maha Kuasa dan Maha Pemurah, serta memiliki kurnia dan kasih sayang yang luas. Seperti ucapan seseorang: Ya Allah berikanlah aku rezki. Jika permintaan itu dilakukan sesama makhluk, maka diperbolehkan dengan syarat yang dituju adalah orang yang mampu memenuhi permintaan tersebut.

b. Do'a Ibadah adalah: Seseorang menggunakan do'a tersebut dalam bentuk beribadah kepada yang dimohonnya dalam rangka memohon pahalanya dan karena takut terhadap hukumnya. Do'a ibadah ini tidak boleh diarahkan kepada selain Allah Subhanahu wa ta'ala, mengarahkan kepada selain Allah Subhanahu wa ta'ala merupakan syirik akbar (kesyirikan yang besar) yang boleh mengeluarkan pelakunya dari agama Islam, orang yang melakukannya terkena ancaman Allah Subhanahu wa ta'ala- :

إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ

"Sesungguhnya orang yang sombong daripada beribadat dan berdoa kepada-Ku, akan masuk Neraka Jahannam dalam keadaan hina." (Surah Ghaafir: 60)

Adapun dalil-dalil yang menunjukkan bahawasannya do'a itu merupakan ibadah, adalah sebagai berikut :

1. Firman Allah -subhanahu wa ta'ala- :

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ
عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ

"Dan Tuhanmu berfirman: Berdoalah kamu kepada-Ku nescaya Aku perkenankan doa permohonan kamu. Sesungguhnya orang yang sombong daripada beribadat dan berdoa kepada-Ku, akan masuk Neraka Jahannam dalam keadaan hina." (Surah Ghaafir: 60)

Berkata Syaikh Muhammad bin Sholeh Al-Utsaimin : Ayat yang mulia ini menunjukan bahawa do'a merupakan ibadah. Jika tidak, tentu tidak benar untuk dikatakan:" Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari beribadah kepada-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina, maka barang siapa yang memohon kepada selain Allah Subhanahu wa ta'ala- sesuatu yang hanya mampu diberikan oleh Allah Subhanahu wa ta'ala-, berarti orang tersebut musyrik dan kafir, baik yang dimohonnya itu yang masih hidup atau mati. Namun barang siapa yang meminta kepada orang yang masih hidup, sesuatu yang masih boleh diberikannnya, misalnya mengatakan: " Wahai fulan, berilah aku makan, Wahai fulan berilah aku minum", maka ia tidak berdosa. Jika ia memohon kepada orang yang mati atau orang yang berada di kejauhan dengan permohonan seperti ini maka ia musyrik, karena mayit atau orang yang berada di kejauhan tidak mungkin memberikan hal yang semacam itu, maka permohonannya itu menunjukan bahwasannya ia memiliki keyakinan, bahawa yang dimohonnya itu memiliki kekuatan untuk mengatur alam semesta sekehendaknya, maka jadilah ia musyrik dengan sebab itu. ( Syarh Al Usul Ats Tsalatsah).

2. Allah -subhanahu wa ta'ala- berfirman :

ادْعُواْ رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا وَخُفْيَةً إِنَّهُ لاَ يُحِبُّ الْمُعْتَدِينَ

"Berdoalah kepada Tuhan kamu dengan merendah diri dan perlahan-lahan. Sesungguhnya Allah tidak suka kepada orang yang melampaui batas." ( Surah AL-A'raaf: 55)

3. Allah Ta'ala juga menegaskan dalam firman-Nya :

قُلْ أَرَأَيْتُكُم إِنْ أَتَاكُمْ عَذَابُ اللّهِ أَوْ أَتَتْكُمُ السَّاعَةُ أَغَيْرَ
اللّهِ تَدْعُونَ إِن كُنتُمْ صَادِقِينَ

"Katakanlah: Khabarkanlah kepadaku, jika datang kepadamu azab Allah, atau datang kepadamu hari Kiamat, adakah kamu akan menyeru yang lain dari Allah, jika betul; kamu orang yang benar? " (Surah Al-An'aam: 40) dan

بَلْ إِيَّاهُ تَدْعُونَ فَيَكْشِفُ مَا تَدْعُونَ إِلَيْهِ إِنْ شَاء
وَتَنسَوْنَ مَا تُشْرِكُونَ

"Bahkan Dialah yang kamu seru lalu Ia hapuskan bahaya yang kamu seru pada-Nya jika Ia kehendaki; dan kamu lupakan apa yang kamu sekutukan. " (Surah Al-An'aam: 41)

4. Allah Azza wajalla juga menegaskan dalam firman-Nya:

لَهُ دَعْوَةُ الْحَقِّ وَالَّذِينَ يَدْعُونَ مِن دُونِهِ لاَ يَسْتَجِيبُونَ
لَهُم بِشَيْءٍ إِلاَّ كَبَاسِطِ كَفَّيْهِ إِلَى الْمَاء لِيَبْلُغَ فَاهُ وَمَا
هُوَ بِبَالِغِهِ وَمَا دُعَاء الْكَافِرِينَ إِلاَّ فِي ضَلاَلٍ

"Kuasa menerima ibadat yang benar tertentu bagi Allah; dan benda-benda yang mereka sembah selain dari Allah, tidak dapat memberikan kepada mereka, sesuatu pun, melainkan seperti orang yang membentangkan kedua tapak tangannya kepada air supaya sampai ke mulutnya, padahal air itu sudah tentu tidak akan sampai kepadanya. Dan tiadalah ibadat dan doa permohonan orang kafir itu melainkan dalam kesesatan." (Surah Ar-Ra'd: 14)

5. Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda :

إِنَّ الدُّعَاءَ هُوَ الْعِبَادَةُ

"Sesungguhnya do'a itu adalah ibadah " (HR At-Tirmidzi , Abu Daud no: 1479, Ibnu Majah dari sahabat Nu'man bin Basyir di shahihkan oleh syaikh Al Albani dalam shahih At-Tirmidzi).

Wallahu a'lam bi shawaab.

1 comment:

abu muslim said...
This comment has been removed by the author.