DOSA BERDENDAM DALAM ISLAM
Jika
kita rajin mengikuti berbagai peristiwa, baik yang tersaji melalui media massa
ataupun yang langsung kita temukan dalam kehidupan bermasyarakat, banyak kes
negatif kehidupan manusia yang muncul disebabkan oleh balas dendam.
Dendam dalam bahasa Arab di sebut hiqid, ialah
"Mengandung permusuhan didalam batin dan menanti-nanti waktu yang terbaik
untuk melepaskan dendamnya, menunggu kesempatan yang tepat untuk membalas sakit
hati dengan mencelakakan orang yang di dendami".
Dendam
Kebencian adalah perasaan yang dilahirkan dari perasaan kebencian atau kemarahan,
sering dipendam secara rahsia oleh
seorang individu. Dendam juga boleh
dilahirkan daripada hasrat dengki atau rasa tidak senang hati dengan seseorang.
Dalam agama Islam, dendam adalah berdosa.
Perasaan
dendam dan kebencian di hati yang terbakar seperti api hangat hanya dapat
dipadamkan oleh diri sendiri. Jika dendam dibiarkan, nescaya dia hanya
membahayakan kita kerana dendam boleh membuat kita lebih banyak tekanan terutama
emosi.
Dendam merupakan sifat yang tiada terpuji yang pasti tak akan
pernah mendapat readha Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan paling bahayanya sifat
ini dapat menghabiskan semua amalan baik dan menuntun kita ke neraka.
Sekiranya kita rajin mengikuti peristiwa ini, sama ada
melalui media massa atau secara langsung ditemui dalam kehidupan masyarakat,
banyak kes negatif kehidupan manusia yang timbul akibat balas dendam.
Apa gunanya kita
berdendam terhadap seseorang? Dendam dan
kebencian boleh dianggap sebagai senjata yang kuat untuk memecahkan perpaduan
manusia. Lihat pertempuran, majoriti bermula dengan dendam terhadap negara dan
pemimpin. Dendam ini boleh menjadi penyebab perpaduan umat Islam yang rapuh.
Sifat balas
dendam yang diiringi oleh pengorbanan orang lain dalam ajaran Islam sangat
dicela dan karenanya dikategorikan sebagai akhlaq madzmumah perbuatan
(perbuatan yang terpuji).
Ia dikatakan
memalukan kerana mengabaikan norma-norma kemanusiaan di mana seseorang tidak
mengizinkan orang lain untuk mengakui kesalahan mereka yang seterusnya membuka
peluang untuk berbuat baik, dan memaksa seseorang untuk "mengakhiri"
kehidupan dan karier seseorang di dunia ini.
Balas
dendam adalah tindakan emosional tanpa memikirkan akibat buruk yang akan
ditimbulkan di kemudian hari. Tindakan semacam ini dilatarbelakangi oleh banyak
faktor yang tidak mampu dikontrol lagi secara manusiawi.Itu sebabnya banyak
pula yang mengklaim akibat perbuatan ini sebagai yang tidak manusiawi
Allah Subhanahu
wa Ta’ala berfirman:
إِنَّمَا السَّبِيلُ عَلَى الَّذِينَ
يَظْلِمُونَ النَّاسَ وَيَبْغُونَ فِي الأَرْضِ بِغَيْرِ
الْحَقِّ ۚ أُوْلَائِكَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
“Sesungguhnya
jalan (untuk menyalahkan) hanyalah terhadap orang-orang yang melakukan
kezaliman kepada manusia dan bermaharajalela di muka bumi dengan tiada sebarang
alasan yang benar. Mereka itulah orang-orang yang beroleh azab seksa yang tidak
berperi sakitnya”. (Surah Ash-Syura: 42)
Mungkin ada yang
mengatakan dendam ini yang membantunya untuk lebih daripada seseorang.
Sesetengah orang mungkin mengatakan bahawa dendam ini adalah motivasi terbaik
untuk diri agar agar sentiasa berusaha maju kehadapan. Walau bagaimanapun,
semua ini adalah cakap kosong.
Perasaan dengki dan dendam itu merupakan penyakit hati, yang
dapat meresapkan iman keluar dari hati, sebagaimana meresapnya zat cair dari
wadah yang bocor. Islam sangat memperhatikan kebersihan hati karena hati yang
penuh dengan noda-noda kotoran itu, dapat merusak amal sholeh, bahkan
menghancurkannya. Sedang hati yang bersih, jernih dan bersinar itu dapat
menyuburkan amal dan dorongan semangat untuk meningkatkan amal ibadah, dan
Allah memberkahi dan memberikan segala kebaikan kepada orang yang hatinya bersih.
Oleh karena itu, jamaah muslimin yang sebenarnya, hendaknya jamaah yang terdiri
dari orang-orang yang bersih jiwanya dan sehat hatinya, yang terdiri di atas
saling cinta mencintai, saling kasih mengasihi, sayang menyayangi, yang merata,
di atas pergaulan yang baik dan kerjasama yang saling menguntungkan timbal
balik, di dalamnya tidak ada seorang yang untung sendiri, bahkan golongan yang
semacam ini, sebagaimana di gambarkan dalam Al-Qur'an yang artinya:
"Yang orang-orang yang datang
sesudah mereka (Muhajirin dan Anshor), mereka berdoa 'Ya Tuhan kami, beri
ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari
kami, dan janganlah Engkau biarkan kedengkian dalam hati kami terhadap
orang-orang beriman, Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau maha penyantun lagi
maha penyayang". (Al-Hasyr: 10).
Apabila rasa permusuhan telah tumbuh dengan suburnya, sampai
berakar, dapat mengakibatkan hilangnya rasa kasih sayang dan hilangnya kasih
sayang dapat mengakibatkan rusaknya perdamaian. Dan jika sudah sampai demikian,
maka dapat menghilangkan keseimbangan yang pada mulanya menjurus kearah
perbuatan dosa-dosa kecil, dan akhirnya dapat mengarah kepada dosa-dosa besar
yang mengakibatkan turunnya kutukan Allah.
Islam membenci perbuatan demikian
dan memperingatkan jangan sampai terjerumus kedalamnya. Mencegah adanya
ketegangan dan permusuhan, menurut Islam merupakan ibadah yang besar,
sebagaimana sabda Nabi saw yang artinya:
"Maukah aku beritahukan
kepadamu perkara yang lebih utama dari puasa, shalat dan shadaqoh?
,
Jawab sahabat: "Tentu
mau".
Sabda Nabi saw: "Iaitu
mendamaikan di antara kamu, karena rusaknya perdamaian di antara kamu adalah
menjadi pencukur yakni perusak agama". (HR. Abu Daud dan Tirmidzi).
Bagi
orang yang bersabar atas segala macam musibah dan perlakuan dalam kehidupannya
ini akan memperoleh balasan dari Allah dengan sebuah janji yang maha benar
"Dan sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar
dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan" (Q.S.Al-Nahl/16:96).
Orang
yang sabar memiliki keistimewaan tersendiri, karena "Sesungguhnya Allah
beserta orang-orang yang sabar".(Q.S. Al-Anfal/8:46).
Saudaraku, sebagai seorang muslim
tentunya kita berpegang dengan dalil dan aturan yang telah ditetapkan untuk
kita, kita tentunya menjadikan al-quran sebagai kitab pedoman hidup yang
didukung dengan hadist dari Rasulullah. Tahukah kita saudaraku jika kedua hal
ini, Benci dan Dendam merupakan sifat yang tiada terpuji yang pasti tak akan
pernah mendapat ridho Allah. Dan paling bahayanya sifat ini dapat menghabiskan
semua amalan baik dan menuntun kita ke neraka. Semoga kita tidak termasuk di
dalamnya, Amin.
Sekarang mari kita merujuk kepada
diri kita sendiri. Mungkin pernah ada rasa benci dan dendam dalam hati. Apakah
yang kamu rasakan saudaraku? Bukankah benci dan dendam itu menyiksa batinmu?
Apakah ada kepuasaan yang hakiki di dalam qalbumu andai jika melihat orang yang
engkau benci harus mengalami luka yang sama dengan yang kamu rasakan? Atau
andai jika dendam yang telah engkau balaskan, akankah apa yang membuatmu
mendendam itu akan kembali kepadamu? Sehingga silaturrahmi pun akan terputus,
padahal dalam hadist Rasulullah bersabda :
“Tidaklah
halal bagi seorang muslim untuk meninggalkan saudaranya lebih dari tiga malam.
Keduanya juga saling bertemu, tetapi mereka tidak saling mengacuhkan satu sama
lain. Yang paling baik diantara keduanya yang terlebih dahulu memberi
salam”. (HR. Muslim)
Mari sama-sama kita berdoa,
“Wahai
Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkan hati kami di atas agama-Mu,
teguhkanlah hati kami diatas ketaatan kepadamu,arahkanlah hati-hati kami untuk
taat kepadamu, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan
sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat
dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia).”
Amiin, ya Robbal 'aalamiinnn...
Semoga bermanfaat untuk kita
semuanya,
“Manusia
akan tetap berada di dalam kebaikan selama dia tidak mempunyai rasa benci.” (HR.
Thabrani)
Posted
by: HAR
No comments:
Post a Comment