"Katakanlah: Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan tiada aku termasuk di antara orang-orang yang musyrik" (QS Yusuf:108)

22 May, 2018


DOSA BERDENDAM DALAM ISLAM


Jika kita rajin mengikuti berbagai peristiwa, baik yang tersaji melalui media massa ataupun yang langsung kita temukan dalam kehidupan bermasyarakat, banyak kes negatif kehidupan manusia yang muncul disebabkan oleh balas dendam.

Dendam dalam bahasa Arab di sebut hiqid, ialah "Mengandung permusuhan didalam batin dan menanti-nanti waktu yang terbaik untuk melepaskan dendamnya, menunggu kesempatan yang tepat untuk membalas sakit hati dengan mencelakakan orang yang di dendami".

Dendam Kebencian adalah perasaan yang dilahirkan dari perasaan kebencian atau kemarahan, sering dipendam secara  rahsia oleh seorang  individu. Dendam juga boleh dilahirkan daripada hasrat dengki atau rasa tidak senang hati dengan seseorang. Dalam agama Islam, dendam adalah berdosa.

Perasaan dendam dan kebencian di hati yang terbakar seperti api hangat hanya dapat dipadamkan oleh diri sendiri. Jika dendam dibiarkan, nescaya dia hanya membahayakan kita kerana dendam boleh membuat kita lebih banyak tekanan terutama emosi.

Dendam merupakan sifat yang tiada terpuji yang pasti tak akan pernah mendapat readha Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan paling bahayanya sifat ini dapat menghabiskan semua amalan baik dan menuntun kita ke neraka. 

Sekiranya kita rajin mengikuti peristiwa ini, sama ada melalui media massa atau secara langsung ditemui dalam kehidupan masyarakat, banyak kes negatif kehidupan manusia yang timbul akibat balas dendam.

Apa gunanya kita berdendam terhadap seseorang?  Dendam dan kebencian boleh dianggap sebagai senjata yang kuat untuk memecahkan perpaduan manusia. Lihat pertempuran, majoriti bermula dengan dendam terhadap negara dan pemimpin. Dendam ini boleh menjadi penyebab perpaduan umat Islam yang rapuh.

Sifat balas dendam yang diiringi oleh pengorbanan orang lain dalam ajaran Islam sangat dicela dan karenanya dikategorikan sebagai akhlaq madzmumah perbuatan (perbuatan yang terpuji).

Ia dikatakan memalukan kerana mengabaikan norma-norma kemanusiaan di mana seseorang tidak mengizinkan orang lain untuk mengakui kesalahan mereka yang seterusnya membuka peluang untuk berbuat baik, dan memaksa seseorang untuk "mengakhiri" kehidupan dan karier seseorang di dunia ini.

Balas dendam adalah tindakan emosional tanpa memikirkan akibat buruk yang akan ditimbulkan di kemudian hari. Tindakan semacam ini dilatarbelakangi oleh banyak faktor yang tidak mampu dikontrol lagi secara manusiawi.Itu sebabnya banyak pula yang mengklaim akibat perbuatan ini sebagai yang tidak manusiawi

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

إِنَّ‍‍مَا‌ ‌ال‍‍سَّب‍‍ِ‍ي‍‍لُ عَلَى‌ ‌الَّذ‍ِ‍ي‍‍نَ يَ‍‍ظْ‍‍لِم‍‍ُ‍ونَ ‌ال‍‍‍نّ‍‍‍َ‍اسَ ‌وَيَ‍‍بْ‍‍‍‍غُ‍‍‍ونَ فِي ‌الأَ‌رْ‍ضِ بِ‍‍غَ‍‍‍يْ‍‍‍ر‍ِ‍‌ ‌الْحَ‍‍قِّ ۚ ‌أ‍ُ‍‌وْل‍‍َ‍ائِكَ لَهُمْ عَذ‍َ‍‌ابٌ ‌أَلِيمٌ
“Sesungguhnya jalan (untuk menyalahkan) hanyalah terhadap orang-orang yang melakukan kezaliman kepada manusia dan bermaharajalela di muka bumi dengan tiada sebarang alasan yang benar. Mereka itulah orang-orang yang beroleh azab seksa yang tidak berperi sakitnya”. (Surah Ash-Syura: 42)

Mungkin ada yang mengatakan dendam ini yang membantunya untuk lebih daripada seseorang. Sesetengah orang mungkin mengatakan bahawa dendam ini adalah motivasi terbaik untuk diri agar agar sentiasa berusaha maju kehadapan. Walau bagaimanapun, semua ini adalah cakap kosong.

Perasaan dengki dan dendam itu merupakan penyakit hati, yang dapat meresapkan iman keluar dari hati, sebagaimana meresapnya zat cair dari wadah yang bocor. Islam sangat memperhatikan kebersihan hati karena hati yang penuh dengan noda-noda kotoran itu, dapat merusak amal sholeh, bahkan menghancurkannya. Sedang hati yang bersih, jernih dan bersinar itu dapat menyuburkan amal dan dorongan semangat untuk meningkatkan amal ibadah, dan Allah memberkahi dan memberikan segala kebaikan kepada orang yang hatinya bersih. Oleh karena itu, jamaah muslimin yang sebenarnya, hendaknya jamaah yang terdiri dari orang-orang yang bersih jiwanya dan sehat hatinya, yang terdiri di atas saling cinta mencintai, saling kasih mengasihi, sayang menyayangi, yang merata, di atas pergaulan yang baik dan kerjasama yang saling menguntungkan timbal balik, di dalamnya tidak ada seorang yang untung sendiri, bahkan golongan yang semacam ini, sebagaimana di gambarkan dalam Al-Qur'an yang artinya:

"Yang orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshor), mereka berdoa 'Ya Tuhan kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau biarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang beriman, Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau maha penyantun lagi maha penyayang". (Al-Hasyr: 10).

Apabila rasa permusuhan telah tumbuh dengan suburnya, sampai berakar, dapat mengakibatkan hilangnya rasa kasih sayang dan hilangnya kasih sayang dapat mengakibatkan rusaknya perdamaian. Dan jika sudah sampai demikian, maka dapat menghilangkan keseimbangan yang pada mulanya menjurus kearah perbuatan dosa-dosa kecil, dan akhirnya dapat mengarah kepada dosa-dosa besar yang mengakibatkan turunnya kutukan Allah.

Islam membenci perbuatan demikian dan memperingatkan jangan sampai terjerumus kedalamnya. Mencegah adanya ketegangan dan permusuhan, menurut Islam merupakan ibadah yang besar, sebagaimana sabda Nabi saw yang artinya:

"Maukah aku beritahukan kepadamu perkara yang lebih utama dari puasa, shalat dan shadaqoh?
,
Jawab sahabat: "Tentu mau".

Sabda Nabi saw: "Iaitu mendamaikan di antara kamu, karena rusaknya perdamaian di antara kamu adalah menjadi pencukur yakni perusak agama". (HR. Abu Daud dan Tirmidzi).

Bagi orang yang bersabar atas segala macam musibah dan perlakuan dalam kehidupannya ini akan memperoleh balasan dari Allah dengan sebuah janji yang maha benar "Dan sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan" (Q.S.Al-Nahl/16:96).

Orang yang sabar memiliki keistimewaan tersendiri, karena "Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar".(Q.S. Al-Anfal/8:46).

Saudaraku, sebagai seorang muslim tentunya kita berpegang dengan dalil dan aturan yang telah ditetapkan untuk kita, kita tentunya menjadikan al-quran sebagai kitab pedoman hidup yang didukung dengan hadist dari Rasulullah. Tahukah kita saudaraku jika kedua hal ini, Benci dan Dendam merupakan sifat yang tiada terpuji yang pasti tak akan pernah mendapat ridho Allah. Dan paling bahayanya sifat ini dapat menghabiskan semua amalan baik dan menuntun kita ke neraka. Semoga kita tidak termasuk di dalamnya, Amin.

Sekarang mari kita merujuk kepada diri kita sendiri. Mungkin pernah ada rasa benci dan dendam dalam hati. Apakah yang kamu rasakan saudaraku? Bukankah benci dan dendam itu menyiksa batinmu? Apakah ada kepuasaan yang hakiki di dalam qalbumu andai jika melihat orang yang engkau benci harus mengalami luka yang sama dengan yang kamu rasakan? Atau andai jika dendam yang telah engkau balaskan, akankah apa yang membuatmu mendendam itu akan kembali kepadamu? Sehingga silaturrahmi pun akan terputus, padahal dalam hadist Rasulullah bersabda :

“Tidaklah halal bagi seorang muslim untuk meninggalkan saudaranya lebih dari tiga malam. Keduanya juga saling bertemu, tetapi mereka tidak saling mengacuhkan satu sama lain. Yang paling baik diantara keduanya yang terlebih dahulu memberi salam”. (HR. Muslim)

Mari sama-sama kita berdoa,

“Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkan hati kami di atas agama-Mu, teguhkanlah hati kami diatas ketaatan kepadamu,arahkanlah hati-hati kami untuk taat kepadamu, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia).” Amiin, ya Robbal 'aalamiinnn...

Semoga bermanfaat untuk kita semuanya,

“Manusia akan tetap berada di dalam kebaikan selama dia tidak mempunyai rasa benci.” (HR. Thabrani)

Posted by: HAR

No comments: