KATA-KATA KASAR &
CACI-MAKI DALAM ISLAM
Ia mungkin sedikit rasa sakit hati, hati yang "panas" atau
pergolakan emosi, jika seseorang mengecam dan menuduh kita. Menggunakan
kata-kata yang tidak selesa bahkan tidak sesuai yang keluar dari mulut
seseorang yang mendakwa dirinya sebagai seorang Muslim. Seorang Muslim hanya
mengatakan yang baik atau mendiamkan diri sahaja. Ini boleh berlaku di dunia
nyata dan dunia siber ketika ini. Terutama di ruang siber, kadang-kadang ada
orang yang kita tidak tahu, mengulas dengan kata-kata kasar dan kritikan dengan
pelbagai tohmahan daripada manusia sekelilingi.
Rasulullah s.a.w., bersabda
yang bermaksud:
''Seorang mukmin bukanlah
tukang mencela, tukang melaknat orang, tukang berkata kotor dan berkata
rendah'. (Riwayat Tarmizi).
Para ulama menjelaskan bahawa hanya orang jahil yang mengeluarakan kata-kata
kasar dan fitnah. Kerana kadang-kadang kata-kata kasar dan menfitnah itu
sebenarnya untuk menutupi kebodohannya dan untuk menutupi kekalahan dia didalam
perbincangan atau berdebat. Maaf sahaja, orang bodoh hampir seperti orang gila,
jadi jika ada orang gila atau bodoh yang mencaci maki, maka tidak perlu
dimasukkan ke dalam hati. Sebab orang gila tidak peduli?
Jangan Hiraukan Celaan Muqallid (orang-orang awam yang belum atau tidak
sampai kepada derajat ijtihad.)
Berkata al-Imam Ibnul Qayyim
rahimahullah tabaraka wa ta'ala :
"Adapun orang yang
bodoh yang tabiatnya taqlid (membebek) maka jangan engkau pedulikan dia.
Sikapnya yang mencelamu, mengkafirkanmu dan menganggapmu sesat, itu tidak akan
memberikan pengaruh jelek kepadamu, karena itu bagaikan lolongan anjing.
Maka janganlah engkau
menjadikan bagi anjing sesuatu yang punya nilai (kedudukan) di sisimu, dengan
engkau membalasnya setiap kali dia melolongkan suaranya kepadamu.
Biarkan dia bergembira dengan lolongannya. Dan bergembiralah engkau dengan karunia yang ada padamu berupa ilmu, iman, dan hidayah. Dan jadikanlah berpalingnya engkau dari dirinya sebagai bagian dari rasa syukur atas nikmat Allah yang telah diberikan kepadamu dan yang engkau dibuat senang dengannya."
[Ash-Shawaiqul Mursalah 3/1158]
Kata-kata yang kasar dan
caci-maki sudah menunjukkan bahwa niatnya tidak baik, bukan mencari kebenaran
dengan berdiskusi. Hanya mencari “masalah” saja. Kita juga diperintahkan agar
menjauhi dan berpaling dari orang yang bodoh ini.
Allah Subhanahu wa Ta’ala
berfirman:
خُذِ العَفْوَ
وَأْمُرْ بِالعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الجَاهِلِيْنَ
“Terimalah apa yang mudah engkau
lakukan, dan suruhlah dengan perkara yang baik, serta berpalinglah (jangan
dihiraukan) orang-orang yang jahil (yang degil dengan kejahilannya)”. (Surah
Al-A’raf: 199)
Imam Syafie rahimahullah berkata,
فإن كلمته فرجت عنه ..
وإن خليته كمدا يموت
“Apabila kamu melayaninya, maka kamu akan susah
sendiri. Dan bila kamu berteman dengannya, maka ia akan selalu menyakiti
hati”
Yang lebih penting lagi
adalah urusan di hari kiamat. Ia mencaci-maki kita atau bahkan menyebarkan
fitnah, maka di hari kiamat nanti ia akan mencari-cari kita untuk meminta maaf
dan membayar dengan pahalanya. Jika pahalanya sudah habis, maka dosa kita
diberi kepadanya.
Jadi, diam itu adalah hal terbaik untuk
segala permasalahan hidup. Apalagi jika diam kita dengan tujuan tidak ingin
mencari permasalahan. Bukankah Singa ditakuti karena dia diam sedangkan anjing
dijadikan mainan karena ia menggonggong?
Dari Abu Hurairah
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
أتَدْرُونَ مِن
الْمُفْلِسُ قَالُوا الْمُفْلِسُ فِينَا يَا رَسُولَ اللَّهِ مَنْ لَا لَهُ
دِرْهَمَ وَلَا دِينَارَ وَلَا مَتَاعَ قَالَ الْمُفْلِسُ مِنْ أُمَّتِي يَوْمَ
الْقِيَامَةِ مَنْ يَأْتِي بِصَلَاةٍ وَصِيَامٍ وَزَكَاةٍ وَيَأْتِي قَدْ شَتَمَ
عِرْضَ هَذَا وَقَذَفَ هَذَا وَأَكَلَ مَالَ هَذَا وَضَرَبَ هَذَا فَيُقْعَدُ
فَيَقْتَصُّ هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ وَهَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ فَإِنْ فَنِيَتْ
حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَ
عَلَيْهِ ثُمَّ طُرِحَ فِي النَّارِ
“Tahukah
kalian siapakah yang disebut dengan orang yang muflis?” Para sahabat menjawab;
“Orang yang muflis menurut kami wahai Rasulullah, adalah orang yang tidak punya
dirham dan dinar serta harta benda.” Baginda bersabda: “Seorang muflis daripada
kalangan umatku ialah seorang yang datang pada hari Kiamat dengan pahala solat,
puasa dan zakat, namun (pada masa yang sama) dia juga membawa dosa mencela
orang ini, menuduh orang itu, memakan harta orang ini, menumpahkan darah orang
itu dan memukul orang ini (dan seumpamanya), lalu diberikan kepada orang ini
sebahagian daripada pahala-pahala kebaikannya dan diberikan kepada orang itu
pula sebahagian pahalanya, hinggalah akhirnya habis pahalanya namun belum lagi
terbayar dosa-dosa yang tertanggung atasnya, lalu diambil dosa-dosa mereka tadi
dan ditompukkan ke atasnya hingga akhirnya dia dihumban ke dalam neraka (kerana
banyak dosa)” (HR Ahmad No: 8062) Status: Hasan Sahih
Ingatlah pesanan Rasulullah SAW:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَتَدْرُونَ مَا
الْغِيبَةُ قَالُوا اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ قَالَ ذِكْرُكَ أَخَاكَ بِمَا
يَكْرَهُ قِيلَ أَفَرَأَيْتَ إِنْ كَانَ فِي أَخِي مَا أَقُولُ قَالَ إِنْ كَانَ فِيهِ
مَا تَقُولُ فَقَدْ اغْتَبْتَهُ وَإِنْ لَمْ يَكُنْ فِيهِ فَقَدْ بَهَتَّهُ
Daripada Abu Hurairah RA bahawa
Rasulullah SAW pernah bertanya: “Tahukah
kamu, apakah ghibah (mengumpat) itu?” Para sahabat menjawab; Allah dan
Rasul-Nya lebih tahu. Kemudian Rasulullah SAW bersabda: “Engkau menyebut
tentang hal saudara kamu yang ia tidak sukai.” Baginda ditanya lagi, “Bagaimana
pendapatmu jika apa yang ada pada saudaraku sesuai dengan yang aku bicarakan?”
Baginda menjawab: “Jika apa yang engkau katakan itu memang benar-benar ada maka
engkau telah berbuat ghibah (mengumpat), namun jika tidak benar, maka engkau
telah berbuat fitnah.”
(HR Muslim No: 4690) Status: Hadis Sahih
Dalam kehidupan terkadang kita akan selalu
dihadapi dengan berbagai pilihan sikap, barbagai reaksi yang kita pilih dengan
bermacam macam sikap dan tingkah laku, ada yang memang sikap dasar bawaan kita
ada pula sikap yang kita kamuflase dan disembunyikan untuk alasan tertentu.
Baik dilingkungan keluarga, tempat tinggal dan pekerjaan termasuk organisasi,
kita cendrung berhadapan dengan berbagai tingkah laku orang lain yang tentunya
sangat beragam dalam menghadapi masalah , ada yang meng-counter habis habisan,
adapula yang arogan, ada juga yang diam dan tidak bereaksi terhadap serangan
dan masalah.
Semoga bermanfaat,
Barokalloh Warokhimakumulloh Wayuslihubalakum !!
Posted by: HAR
No comments:
Post a Comment