"Katakanlah: Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan tiada aku termasuk di antara orang-orang yang musyrik" (QS Yusuf:108)

24 August, 2018

Hukum Memfitnah dan Balasannya

Fitnah, kadang kita sering mendapat kabar dari orang lain tentang percakapan yang tidak menyenangkan tentang seseorang. Berhati-hatilah karena belum tentu itu benar dan boleh saja mereka hanya memfitnah orang itu. Karena orang yang beraninya fitnah dibelakang dan menyebarkan fitnah dibelakang itu termasuk perbuatan keji. Kadang ada orang yang iri dan dengki dengan orang yang mempunyai pemikiran atau harta lebih darinya makanya memfitnah untuk menjatuhkan mereka.

Satu sikap yang merosakkan sesuatu kebahagiaan umat Islam ialah 'suka membawa mulut', mereka akan reka serta menambah cerita buruk, malah melaga-lagakan orang sehingga kisah yang pendek menjadi panjang.

Ia juga disebut menabur fitnah iaitu menceritakan keburukan orang kepada individu tertentu dengan tujuan menimbulkan kebencian dan permusuhan terhadapnya.

Firman ALLAH didalam Al-Qur’an:

”Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” (QS. al-Hujurat: 6)

Janganlah memata-mata saudaramu, dan janganlah kalian menjelek-jelekkan satu sama lain. Apakah kamu ingin memakan daging mentah, bangkai saudaramu yang sudah mati? Dan Allah tidak suka dengan hal itu. Laa yaghtab ba`dakum ba`da. Jangan meemburuk-burukkan satu sama lain, jangan bicara buruk tentang satu sama lain, karena dengan itu Allah akan menempatkan kalian di bawah hukumanNya dan mengambil seluruh hasanat (kebaikanmu) dan memberikan kebaikan amal ibadahmu kepada orang yang kalian dzalimi, dan mengambil keburukan dosa-dosa orang yang kalian dzalimi dan diberikan kepadamu.

Memfitnah hukumannya lebih berat dari ketidaktaatan. Fitnah akan menyebabkan hukuman yang lebih berat dari Allah. Allah swt menghukum lebih berat orang yang membuat fitnah daripada orang yang membuat dosa besar. Karena fitnah akan menciptakan kebingungan. Fitnah akan menciptakan situasi dimana banyak orang akan terjatuh dalam dosa fitnah itu tanpa mengetahui bahwa mereka telah jatuh kedalam perangkap syaitan, dan tidak ada jalan keluar bagi orang yang membuat fitnah. Tidak ada pengampunan bagi orang yang membuat fitnah. Itulah sebabnya Allah swt tidak suka dengan orang yang suka memfitnah.

Fitnah, ketika seseorang membuat fitnah, setelah itu terjadi maka orang percaya dan kemudian generasi baru yang datang, mereka pikir itu adalah kenyataan dan kebenaran maka kemudian situasi yang tercipta menjadi tidak ada yang berpikir bahwa cerita itu sebenarnya adalah fitnah. Jadi setelah 10-15 tahun orang-orang baru datang dan berpikir ini adalah realiti yang telah ditetapkan sebagai kebenaran, atau seseorang yang menuduh, mereka menganggap hal itu setelah beberapa waktu sebagai sebuah fakta kebenaran, tetapi pada kenyataannya adalah berita bohong. Maka tidak ada jalan keluar untuk mereka yang memfitnah, dan juga orang-orang yang menyebar fitnah, ini adalah Fatwaku, dosa orang yang memfitnah lebih besar dari dosa orang yang melakukan dosa besar.

Itulah sebabnya Allah swt ingin kita menjadi sadar, dan itulah sebabnya Dia mengatakan dalam Al Qur'an: Jangan menjelek-jelekkan satu sama lain. Lalu kalian akan menerima kutukan yang sama. Allah mengutuk orang yang membawa fitnah itu menyebar. Maka akan lebih baik untuk tetap diam di depan orang yang menyebar fitnah, karena Allah mengutuk orang yang membawa fintah keluar, kalian menjadi seperti Iblis. Jadi jika kalian bukan dari golongan Awliyaullah, dimana Allah swt berfirman: Awliya Allah, sesungguhnya mereka tidak ada rasa takut tidak juga mereka bersedih hati. Maka janganlah kalian terjatuh ke dalam fitnah.

Mengapa orang berkelahi satu sama lain? Karena fitnah dan gibah. Mereka berkelahi karena seseorang memfitnah orang yang tidak bersalah, sehingga mereka berkelahi dan membenci diantara satu  sama lain.

Perbuatan itu bukan hanya merugikan seorang dua, malah menyebabkan hilangnya perasaan kasih sayang, hormat dan kepercayaan, sehingga runtuh segala sendi keharmonian negara atau kebahagiaan rumahtangga. Sikap seperti itu sangat tercela. Ia satu daripada perbuatan dosa besar yang akan mendapat ancaman seksa amat berat di hari pembalasan kelak.

Antara faktor yang menimbulkan fitnah ialah dorongan perasaan terhadap orang lain, ditambah kekurangan iman dan tiada kefahaman mengenai larangan dan kemurkaan Allah, malah hati dan jiwa seseorang yang kotor, lemah tahap pemikirannya dan sukar menerima kebenaran.

"Adapun orang yang berpenyakit dalam hati mereka, maka surah itu menambahkan kekotoran pada kekotoran yang sedia ada pada mereka dan mereka mati, sedang mereka berkeadaan kafir." (at-Taubah:125)

Faktor lain yang mendesak seseorang melakukan fitnah kepada saudaranya ialah kerana ingin mendapatkan kuasa, pengaruh serta kepercayaan orang terhadap diri, malah ingin menunjukkan dirinya seorang yang lebih baik daripada orang yang jadi mangsanya.

Rasulullah s.a.w menegaskan, menyelidiki rahsia dan memfitnah orang lain yang baik, termasuk ciri orang munafik yang mengaku beriman dengan lidahnya, sedangkan hatinya benci. Mereka di hari kiamat akan dibebani dengan dosa besar di depan Allah Ta’ala.

Dengan perkembangan teknologi, semakin mudah pula mengadakan berita palsu, fitnah dan segala celaan, dengan cepat tersebar ke seluruh ceruk rantau.

Bagi penyebar fitnah sepatutnya perlu bertanggungjawab atas apa yang ditulis, diucap dan disebar, bukannya menulis, bercakap dan menyebarkan berita mengikut sesedap hati tanpa di selidiki, kerana semua itu akan ditanya Allah.

"Dan janganlah kamu mengikut apa yang kamu tidak ketahui; sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya akan ditanya apa yang dilakukan." (al-Isra:36)

Orang yang menyebarkan fitnah nanti di dalam kubur akan disiksa oleh Allah. Perkara ini dapat dibuktikan melalui kisah yang diceritakan Rasulullah s.a.w.

Suatu ketika Rasulullah s.a.w melalui dua kubur lalu baginda bersabda, maksudnya: "Sesungguhnya penghuni dua kubur ini diseksa. Keduanya tidak diseksa kerana dosa besar.

Allah tidak membenarkan perkara keji, berita palsu berkembang dalam masyarakat Islam, lebih-lebih lagi jika ia membabitkan kehormatan dan maruah seseorang.

Orang yang suka mengadu domba tidak akan masuk syurga, sebagaimana sabda Rasulullah s.a.w yang bermaksud: "Tidak masuk syurga orang yang suka mengadu domba." Sebagai Muslim, sepatutnya masing-masing menghayati pengertian terhadap 'Islam' yang dianuti dan dijadikan cara hidup, iaitu kesejahteraan.

Agama kesejahteraan bukan hanya menjamin kesejahteraan kepada diri sendiri, malah ia juga memberikan kesejahteraan kepada orang lain, dengan tidak mengata terhadap saudara seagama, tidak menyakiti mereka dan tidak mencabuli hak mereka apatah lagi ahli keluarganya.

Perbuatan menabur fitnah sebenarnya lebih kejam daripada membunuh, kerana kesan kerosakannya lebih teruk. Jika dengan membunuh, walaupun ia tetap salah, tetapi mangsanya mungkin seorang, tetapi dengan fitnah mungkin mengakibatkan ramai orang dan kesannya berentetan se hingga bertahun-tahun.

Pada zaman nabi dulu pernah berlaku peristiwa fitnah, sebagaimana dialami isteri baginda, Saidatina Aisyah r.a. Beliau dituduh melakukan perbuatan keji dengan Safwan bin al-Ma'athal selepas perang umat Islam dengan Bani Mush thalaq pada tahun kelima hijrah. Akibat kejadian itu, lebih sebulan Aisyah sakit dan di asingkan Rasulullah sehingga turun ayat yang menegaskan kesucian beliau.

"Sesungguhnya orang yang membawa berita dusta itu golongan daripada kalangan kamu, jangan kamu menyangka berita itu buruk bagi kamu bahkan ia baik bagi kamu. Tiap-tiap seorang antara mereka akan beroleh hukuman sepadan dengan kesalahan dilakukannya itu, dan orang yang mengambil bahagian besar dalam menyiarkannya di antara mereka, akan beroleh seksa yang besar didunia dan di akhirat.

Sesungguhnya orang yang suka menghebah tuduhan yang buruk di kalangan orang yang beriman, bagi mereka azab yang tidak terperi sakitnya di dunia dan di akhirat dan ingatlah Allah mengetahui segala perkara sedang kamu tidak mengetahui. "Dan kalaulah tidak kerana adanya limpah kurnia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu, dan sesungguhnya Allah amat melimpah belas kasihan-Nya." (an-Nur: 11-20)

Melalui pembacaan artikel ini sudah cukup jelas kepada umat Islam, apabila menerima sesuatu berita hendaklah terlebih dulu diselidiki, lebih-lebih lagi berita yang menyentuh kehormatan seseorang, kerana mungkin dengan penyelidikan itu dapat mengetahui lebih jelas perkara terbabit, sama ada benar atau palsu.

Mudah-mudahan bermanfaat

Posted by: HAR

No comments: