FAEDAH TAUHID
SYAFA’AT DAN KEMULIAAN NABI
Hadits ini
adalah hadits kelapan yang membicarakan faedah Tauhid. Didalamnya diceritakan
mengenai syafa’atul ‘uzhma (syafa’at terkhusus untuk Muhammad) dan kemulian
Nabi kita Muhammas Shallallahu ‘alaihi wa Sallam.
Dari Anas
bin Malik radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahawa ia mendengar Rasulullah
Shallallahu ‘alahi wa Sallam bersabada:
إِذَا كَانَ يَوْمُ الْقِيَامَةِ
شُفِّعْتُ ، فَقُلْتُ يَا رَبِّ أَدْخِلِ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِى قَلْبِهِ
خَرْدَلَةٌ . فَيَدْخُلُونَ ، ثُمَّ أَقُولُ
أَدْخِلِ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ
فِى قَلْبِهِ أَدْنَى شَىْءٍ » . فَقَالَ أَنَسٌ كَأَنِّى أَنْظُرُ إِلَى
أَصَابِعِ رَسُولِ اللَّهِ
صلى الله عليه وسلم –
Pada hari
kiamat, aku diberi syafa’at. Aku berkata, “Wahai Rabbku, masukkanlah dalam
syurga orang yang masih punya iman sebesar biji sawi”. Mereka masukinya. Aku
pun berkata, “masukkanlah dalam syurga orang yang masih punya iman walau
rendah.” Anas berkata, “seakan-akan aku melihat (isyarat) pada jari-jemari
Rasulullah Shallallahu ‘alahi wa Sallam.” (Hadits Riwayat Bukhari No. 7509)
Lalu disebut
hadits syafa’at yang panjang saperti pada riwayat dari Abu Hurairah
radhiyallahu ‘anhu:
فَيَأْتُونَ عِيسَى فَيَقُولُ لَسْتُ لَهَا وَلَكِنْ
عَلَيْكُمْ بِمُحَمَّدٍ – صلى الله عليه وسلم – فَيَأْتُونِى فَأَقُولُ أَنَا
لَهَا . فَأَسْتَأْذِنُ عَلَى رَبِّى فَيُؤْذَنُ لِى وَيُلْهِمُنِى مَحَامِدَ
أَحْمَدُهُ بِهَا لاَ تَحْضُرُنِى الآنَ ، فَأَحْمَدُهُ بِتِلْكَ الْمَحَامِدِ
وَأَخِرُّ لَهُ سَاجِدًا فَيُقَالُ يَا مُحَمَّدُ ارْفَعْ رَأْسَكَ ، وَقُلْ يُسْمَعْ
لَكَ ، وَسَلْ تُعْطَ ، وَاشْفَعْ تُشَفَّعْ . فَأَقُولُ يَا رَبِّ أُمَّتِى
أُمَّتِى . فَيُقَالُ انْطَلِقْ فَأَخْرِجْ مَنْ كَانَ فِى قَلْبِهِ مِثْقَالُ
شَعِيرَةٍ مِنْ إِيمَانٍ . فَأَنْطَلِقُ فَأَفْعَلُ ثُمَّ أَعُودُ فَأَحْمَدُهُ
بِتِلْكَ الْمَحَامِدِ ، ثُمَّ أَخِرُّ لَهُ سَاجِدًا فَيُقَالُ يَا مُحَمَّدُ
ارْفَعْ رَأْسَكَ ، وَقُلْ يُسْمَعْ لَكَ ، وَسَلْ تُعْطَ ، وَاشْفَعْ تُشَفَّعْ ،
فَأَقُولُ يَا رَبِّ أُمَّتِى أُمَّتِى . فَيُقَالُ انْطَلِقْ فَأَخْرِجْ مِنْهَا
مَنْ كَانَ فِى قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ أَوْ خَرْدَلَةٍ مِنْ إِيمَانٍ .
فَأَنْطَلِقُ فَأَفْعَلُ ثُمَّ أَعُودُ فَأَحْمَدُهُ بِتِلْكَ الْمَحَامِدِ ،
ثُمَّ أَخِرُّ لَهُ سَاجِدًا فَيُقَالُ يَا مُحَمَّدُ ارْفَعْ رَأْسَكَ ، وَقُلْ
يُسْمَعْ لَكَ ، وَسَلْ تُعْطَ ، وَاشْفَعْ تُشَفَّعْ . فَأَقُولُ يَا رَبِّ أُمَّتِى
أُمَّتِى . فَيَقُولُ انْطَلِقْ فَأَخْرِجْ مَنْ كَانَ فِى قَلْبِهِ أَدْنَى
أَدْنَى أَدْنَى مِثْقَالِ حَبَّةِ خَرْدَلٍ مِنْ إِيمَانٍ ، فَأَخْرِجْهُ مِنَ
النَّارِ . فَأَنْطَلِقُ فَأَفْعَلُ.
Mereka
mendatangi ‘Isa. ‘Isa lantas berkata, “Aku tidak pantas memberikan syafa’at
tersebut. Hendaklah kalian mendatangi Muhammad Shallallahu ‘alahi wa Sallam.”
Nabi Shallallahu ‘alahi wa Sallam lantas berkata, “Mereka lantas mendatangiku.
Aku memang pantas memberikan syafa’at tersebut. Aku lanats meminta izin pada Rabbku.
Allah pun memberikan izin padaku. Aku mendapat ilham untuk boleh memuji-Nya
yang tak boleh kuhadirkan saat ini. Aku memuji-Nya dengan pujian tersebut. Aku
pun tersungkur sujud dihadapan-Nya.”
Allah
Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Wahai
Muhammad, angkat kepalamu. Permintaanmu akan didengar. Mintalah, engkau akan
diberi. Berikan syafa’at, syafa’atmu akan diperkenankan.” Aku pun berkata.
“Wahai Rabbku, umatku, umatku.”
Lalu
disebutkan, “Keluaraknlah (dari neraka) yang masih memiliki iman dalam hatinya
seberat gandum.”
Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa Sallam berkat, “Lalu hal itu terlaksana. Aku pun kembali
menyanjung-Nya dengan pujian tadi. Aku pun tunduk sujud.”
Allah
Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Angkatlah
kepalamu. Permintaanmu akan didengar, mintalah, engaku akan diberi. Berilah
syafa’at, syafa’atmu akan diperkenankan.”
Aku pun
berkata, “Wahai Rabbku, Umatku, Umatku.” Lalu disebutkan, “Keluarkanlah (dari
neraka) yang masih memiliki iman dalam hatinya sebesar biji sawi.”
Nabi
Shallallhu ‘alaihi wa Sallam berkata, “Lalu hal itu terlaksana. Aku pun kembali
menyanjung_nya dengan pujian yang tadi. Aku pun tunduk sujud.”
Allah
Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Angkatlah
kepalamu. Permintaanmu akan didengar, mintalah, engaku akan diberi. Berilah
syafa’at, syafa’atmu akan diperkenankan.”
Aku pun
berkata, “Wahai Rabbku, Umatku, Umatku.” Lalu disebutkan, “Keluarkanlah (dari
neraka) yang masih memiliki iman dalam hatinya sebesar biji sawi.” Keluarkanlah
ia dari neraka. Hal itu punterlaksana.” (Hadits riwayat Bukhari No. 7510 dan
Muslim No.193)
Dalam
Riwayat lain disebutkan:
ثُمَّ أَعُودُ الرَّابِعَةَ
فَأَحْمَدُهُ بِتِلْكَ ، ثُمَّ أَخِرُّ لَهُ سَاجِدًا فَيُقَالُ يَا مُحَمَّدُ
ارْفَعْ رَأْسَكَ وَقُلْ يُسْمَعْ ، وَسَلْ
تُعْطَهْ ، وَاشْفَعْ تُشَفَّعْ .
فَأَقُولُ يَا رَبِّ ائْذَنْ لِى فِيمَنْ قَالَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ .
فَيَقُولُ وَعِزَّتِى وَجَلاَلِى
كِبْرِيَائِى وَعَظَمَتِى
لأُخْرِجَنَّ مِنْهَا مَنْ قَالَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ
Kemudian aku
kembali untuk keempat kelinya. Aku memuji-Nua dengan pujian tadi. Aku pun sujud
dihadapan-Nya. Disebutkan “Wahai Muhammad. Angkat kepalamu. Permintaanmu akan
diengar. Mintalah, engkau akan diberi. Berilah syafa’at, syafa’atmu akan
diperkenankan.” Aku pun berkta, “Wahai Rabbku, izinkanlah kau member syafa’at pada
orang yang mengucapkan ‘Laa Ilaha Illallah’.
Allah
Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Demi
keagungan-Ku dan kebesaran-Ku, sungguh Aku akan keluarkan dari neraka orang
yang mengucapkan ‘Laa Ilaha Illallah’. (Hadits Riwayat Bukhari No. 7510)
Hadits ini
adalah hadits yang mulia yang disebut dengan hadits syafa’at, berisi hadits
yang panjang. Hadits ini menjadi argument yang kuat bagi Ahlus Sunnah, yang
membantah pemikiran sesat khawarij dan mu’tazilah yang berpendapat bahawa
pelaku dosa besar (Al Kabair) kekal dalam neraka.
Beberapa faedah dari hadits di atas:
1. RIWAYAT YANG ADA MENUNJUKKAN BAHWA NABI
ITU HADIR KALA PEMBERIAN SYAFA’AT, KARENA DIDUKUNG DENGAN PERNYATAAN MENDENGAR
DAN MELIHAT DALAM HADITS.
2. BOLEH ADANYA PENGAJARAN DENGAN
PEMBERIAN ISYARAT SEBAGAIMANA ISYARAT NABI SHALLALLAHU ‘ALAIHI WA
SALLAM DENGAN JARI-JEMARI.
3. BEGITU MENGERIKAN KEADAAN PADA HARI
KIAMAT.
4. KEMARAHAN ALLAH PADA HARI KIAMAT BEGITU
DAHSYAT, YANG TIDAK DIDAPATI KEMARAHAN-NYA SEBELUMNYA ATAU SESUDAHNYA SEPERTI
ITU.
5. YANG MEMINTA SYAFA’AT KEPADA NABI
MUHAMMAD SHALLALLAHU ‘ALAIHI WA SALLAM ADALAH ORANG-ORANG
BERIMAN.
6. ADA ENAM NABI YANG DISEBUTKAN DALAM
HADITS INI DI MANA MEREKA SEMUA DIMINTAI SYAFA’ATNYA, YAITU ADAM, NUH, IBRAHIM,
MUSA, ‘ISA, DAN MUHAMMAD. LIMA NABI YANG DISEBUT TERAKHIR DISEBUT DENGAN PARA
NABI ‘ULUL ‘AZMI.
7. DALAM HADITS DISEBUTKAN KEUTAMAAN
MASING-MASING RASUL.
8. DALAM HADITS DISEBUTKAN UZUR
MASING-MASING NABI YANG TIDAK BISA MEMBERIKAN SYAFA’AT.
9. MULIANYA NABI KITA MUHAMMAD SHALLALLAHU
‘ALAIHI WA SALLAM DARI PARA NABI DAN RASUL LAINNYA.
10. ADANYA
SYAFA’AT UNTUK ORANG-ORANG YANG MENUNGGU PERSIDANGAN DI PADANG MAHSYAR YAITU
SEGERA DIBERIKAN KEPUTUSAN. SYAFA’AT INI DISEBUT DENGAN SYAFA’ATUL
‘UZHMA YANG HANYA DIBERIKAN KHUSUS PADA NABI MUHAMMADSHALLALLAHU
‘ALAIHI WA SALLAM. INILAH YANG DISEBUTKAN DALAM FIRMAN ALLAH,
عَسَى أَنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَحْمُودًا
“MUDAH-MUDAHAN RABB-MU MENGANGKAT KAMU KE TEMPAT YANG
TERPUJI.” (QS. AL ISRA’: 79)
11. ADANYA
SYAFA’AT YANG DITUJUKAN PADA PELAKU DOSA AGAR MEREKA KELUAR DARI NERAKA DAN
MASUK DALAM SURGA. SYAFA’AT INI DIBERIKAN OLEH NABI SHALLALLAHU ‘ALAIHI
WA SALLAM, OLEH NABI LAINNYA, TERMASUK PULA DIBERIKAN PADA MALAIKAT DAN
ORANG BERIMAN.
12. BERULANGNYA SYAFA’AT NABI SHALLALLAHU
‘ALAIHI WA SALLAM PADA PELAKU DOSA DARI UMATNYA.
13. HADITS INI MEMBANTAH GOLONGAN KHAWARIJ
DAN MU’TAZILAH YANG MENGINGKARI ADANYA SYAFA’AT.
14. MENDEKATKAN DIRI PADA ALLAH, BENTUKNYA
ADALAH DENGAN SUJUD DAN MEMUJI-NYA.
15. ALLAH MEMBERIKAN ILHAM PADA NABINYA
MUHAMMAD DENGAN SANJUNGAN YANG TIDAK DIKENAL OLEH NABISHALLALLAHU ‘ALAIHI WA
SALLAM SAAT DI DUNIA.
16. NABI MUHAMMAD SHALLALLAHU
‘ALAIHI WA SALLAM BENAR-BENAR DIMULIAKAN OLEH RABBNYA. BELIAULAH
MAKHLUK TERMULIA DAN PALING BERTAKWA DI ANTARA MANUSIA. DISEBUTKAN DALAM AYAT,
إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ
اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
“Sesungguhnya semulia-mulia
kamu di sisi Allah ialah orang yang lebih taqwanya di antara kamu, (bukan yang
lebih keturunan atau bangsanya). Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui, lagi Maha
Mendalam PengetahuanNya (akan keadaan dan amalan kamu).
(Surah: Al-Hujurat: 13)
17. NABI SHALLALLAHU ‘ALAIHI WA
SALLAM TIDAKLAH MEMBERIKAN SYAFA’AT SAMPAI BELIAU MENDAPATKAN IZIN
DARI ALLAH. DISEBUTKAN DALAM AYAT,
مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ
“Tiada
yang dapat member syafa’at disisi Allah tanpa izin-Nya.” (Surah Al-Baqarah:
255)
18. ORANG
BERIMAN BERTINGKAT-TINGKAT IMANNYA.
19. IMAN
ITU BERTAMBAH DAN BERKURANG.
20. SEBAB
SELAMAT DAN KELUAR DARI NERAKA ADALAH TAUHID DAN IMAN.
21. BOLEHNYA
MENGUMPAMAKAN SESUATU YANG SIFATNYA MAKNAWI DENGAN PENGUNGKAPAN YANG SIFATNYA
INDERAWI.
22. KEUTAMAAN
KALIMAT TAUHID ‘LAA ILAHAA ILLALLAH’. KALIMAT LAA ILAHA ILLALLAH MENJADI
SEBAB TIDAK KEKAL DALAM NERAKA.
23. PENETAPAN
KEAGUNGAN DAN KEBESARAN ALLAH.
24. NABI SHALLALLAHU
‘ALAIHI WA SALLAM MELIHAT ALLAH KETIKA BELIAU MEMINTA SYAFA’AT.
SEBAGAIMANA DISEBUTKAN DALAM RIWAYAT LAIN,
فَإِذَا رَأَيْتُ رَبِّي خَرَرْتُ لَهُ سَاجِدًا
“AKU MELIHAT RABBKU DAN AKU TERSUNGKUR
SUJUD DI HADAPAN-NYA.” (HR. AL HAKIM NO. 82 DAN IA MENSHAHIHKANNYA, LALU
DISEPAKATI PULA OLEH ADZ DZAHABI, DARI HADITS ‘UBADAH BIN ASH SHAMIT RADHIYALLAHU
‘ANHU).
HANYA ALLAH YANG MEMBERI TAUFIK DAN HIDAYAH
UNTUK MEMILIKI AKIDAH YANG BENAR.
AAMIN
YA RABBAL AALAMIN
No comments:
Post a Comment