"Katakanlah: Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan tiada aku termasuk di antara orang-orang yang musyrik" (QS Yusuf:108)

24 March, 2020


MENSYUKURI NIKMAT UMUR

Allah subhanahu wa Ta’ala sentiasa mencurahkan nikmat-Nya kepada kita dengan bermacam-macam nikmat yang tidak dapat dihitung banyaknya tiap-tiap hari. Walaupun kita jadikan lautan untuk tinta (ink) dan semua ranting kayu   pena, belumlah akan dapat terhitung jumlah nikmat Allah Subhanahu wa Ta’ala yang kita pergunakan tiap-tiap hari, mulai dari sejak terbitnya matahari sampai terbenamnya dan terbit lagi.

Perkara ini Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَإِن تَعُدُّواْ نِعْمَةَ اللّهِ لاَ تُحْصُوهَا إِنَّ اللّهَ لَغَفُورٌ رَّحِيمٌ
“Dan jika kamu menghitung nikmat Allah (yang dilimpahkannya kepada kamu), tiadalah kamu akan dapat menghitungnya satu persatu; sesungguhnya Allah Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani”. (Surah Al-Nahl: 18)

Sesungguhnya benar Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala itu, andaikata kita ingin juga hendak menghitung satu persatu, mengenai bermacam nikmat yang kita masukkan kedalam perut dengan melalui kerongkongan saja, rasanya akan susah kita buat menghitungnya, berapa banyaknya yang kita masukkan setiap hari kedalam perut kita. Konon pula untuk menghitung macam-macam nikmat yang lain. Cuma manusia juga yang kadang-kadang lupa kepada Allah Yang Maha Pengasih dan Pemurah memberi serba macam nikmat itu.

Diantara banyak nikmat Allah Subhanahu wa Ta’ala yang kita pakai dan kita pergunakan setiap hari, maka yang sangat kita rasakan sekali ialah nikmat umur yang kita guna sekarang. Umur yang kita gunakan sekarang ini adalah salah satu nikmat Allah Subhanahu wa Ta’ala yang mahal harganya dan paling tinggi nilainya. Tidak dapat kita nilai harganya dengan wang ringgit yang bertumpuk-tumpuk dan dengan emas yang berketul-ketul.

Kalau Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memanjangkan umur kita sekarang ini, maka sudah sepantasnya sebagai terima kasih kita, sisa umur yang tinggal ini, baiklah kita gunakan untuk mengabadi kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan erti yang sebenar-benarnya mengabdi untuk berbuat baik kepada masyarakat dan keluarga sebanyak mungkin, disamping mengerjakan segala perintah-Nya dan meninggalkan segala larangan-Nya serta bersedia menegakkan hukum-hukum Allah dengan patuh dan tunduk. Sedangkan berbakti kepada masyarakat dan keluarga, baik dengan harta, tenaga dan fikiran dengan keringat dan darah sekalipun dengan niat yang tulus ikhlas kerana Allah Subhanahu wa Ta’ala semata-mata. Untuk itulah sengaja Allah Subhanahu wa Ta’ala memanjangkan umur kita sampai sekarang ini.

Semakin bertambah umur kita setahun semakin dekat kepada ajal dan semakin dekat dengan ajal, semakin dekat pula kepada liang kubur. Kerana itu hendaklah umur kita yang ada sekarang ini dapat kita pergunakan sebaik-baiknya sebelum datang ajal, sebelum umur kita bercerai dengan badan. Jangan terlambat dan jangan kita terpedaya kerana kekuatan kita, kerana kekayaan, kerana pengaruh besar, kerana pangkat dan lain-lain semuanya itu akan berakhir bila malaikat maut sudah menceraikan roh kita dari badan.

Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

خَيْرُ النَّاسِ مَنْ طَالَ عُمُرُهُ وَحَسُنَ عَمَلُهُ، وَشَرُّ النَّاسِ مَنْ طَالَ عُمُرُهُ وَسَاءَ عَمَلُهُ
“Sebaik-baik manusia ialah yang diberi panjang umurnya dan umur yang panjang itu dia gunakan untuk baik amalannya. Dan sejelek-jelek manusia adalah orang yang panjang umurnya dan jelek amalannya.” (Hadits Riwayat:  Ahmad, At-Tirmidzi dan Al-Hakim)

Selain itu, angka 40 tahun juga muncul dalam hadits Rasulullah SAW yang dikutip oleh Imam Al-Ghazali. Manusia dengan usia 40 tahun dinilai memiliki kematangan mengolah data dan mendayagunakan akal. Oleh karenanya, jalan hidup seseorang hingga akhirnya dapat dilihat setelah usia 40 tahun.

عَنِ  ابْنِ عَبَّاسٍ ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ  وَسَلَّمَ : " مَنْ أَتَى عَلَيْهِ أَرْبَعُونَ سَنَةً فَلَمْ يَغْلِبْ  خَيْرُهُ شَرَّهُ فَلْيَتَجَهَّزْ إِلَى النَّارِ
Dari  ibn abbas, ia berkata: "telah bersabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam: "Barangsiapa yang  mencapai umur 40 tahun, namun kebaikannya tidak melebihi keburukannya, maka bersiaplah untuk masuk neraka".

Dengan sabda  Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam itu dapatlah kita mengambil perhatian dan keinsafan supaya kita dapat menggunakan umur kita yang berharga ini dengan sebaik-baiknya menurut apa yang telah digariskan oleh agama kita serta diredhai Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Umur yang kita guna sekarang ini akan kita pertanggung jawabkan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala nantinya, untuk apa saja umur kita hasbiskan, untuk apa lagi umur kita guna, semuanya dimintai pertanggung jawabkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada kita. Baru saja selesai dikuburkan-nya jasad kita, belum lagi hilang jejak telapak kami manusia yang menghantarkan ke kubur, pertama-tama yang ditanyakan Allah Subhanahu wa Ta’ala ialah mengenai umur, kemana dihabiskan dan untuk apa digunakan.

Pada waktu itu tidak dapat berdusta sedikitpun, sebab seluruh anggota badan menjadi saksi tentang apa dan untuk apa dipergunakan umur yang sekian puluh tahun digunakan. Barulah pada hari itu timbul penyesalan yang mana penyesalan tidak berguna lagi sebab sesal kemudian tak ada gunanya lagi.

Menangislah, merataplah kerana menyesali perbuatan waktu itu, namun tangis dan rantap tidak menolong sedikitpun. Umur akan melaporkan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, semua apa yang telah diperbuat dan dikerjakan didunia, dengan tidak dapat dikurangi dan ditamba sedikitpun. Umur akan menceritakan dihadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala nanti, bahawa  aku selama berada ditubuh si anu sekian lamanya, sekian kali dibawa berbuat maksiat, berjudi, minum arak dan lain-lain.

Begitulah kira-kira umur, bila umur kita digunakan untuk bermaksiat dan begitu sebaliknya, bila umur kita digunakan untuk beribadah menjalankan perintah-perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan sungguh-sungguh berbakti kepada masyarakat dan keluarga.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

Belum lagi hilang jejak telapak kaki seorang hamba pada hari kiamat, sehingga kepadanya telah diajukan empat pertanyaan:

1.         Dari hal umurnya kemana dihabiskan

2.         Dari hal tubuhnya untuk apa dipakainya

3.         Dari hal ilmunya apa yang sudah diamalkan-nya dengan ilmunya.

4.         Dari hal harta darimana diperolehnya dan untuk apa dibelanjakan-Nya

(Hadiths Riwayat: Termidzi)

Bagi manusia yang beiman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, pasti mempercayai bahawa pada suatu saat yang telah ditentukan umurnya akan bercerai dengan badan bila ajalnha sudah datang dan dia berpulang ke rahmatullah buat mempertanggung jawabkan umurnya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Bila kepercayaan ini sudah tumbuh dan sudah menjadi keyakinan yang kaut, masing-masing manusia tentu akan berhati-hati unutk sisa umurnya yang tinggal ini, sebelum datang ajalnya untuk mencapai husnul khatimah, iaitu penghabisan umur yang baik.

Akhirnya, baiklah kita sama-sama ingat pada pesanan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam mengenai pengunaan segala kesempatan dalam hidup ini sebagaimana dikemukakan sebagai berikut:

Pergunakanlah lima (5) kesempatan sebelum datangnya lima (5) kesempitan:

1.         Pergunakanlah kesempatan sehatmu sebelum datang sakitmu

2.         Pergunakanlah kesempatan lapangmu sebelum datang kesempitan mu

3.         Pergunakanlah hari mudamu sebelum datang hari tua mu

4.         Pergunakanlah kesempatan kayamy sebelum datng masa fakir mu

5.         Pergunakan kesempatan masa hidupmu sebelum datang saat kematian mu

(Hadits Riwayat: Baihaqi)

Marilah kita gunakan kesempatan hidup kita untuk memperbaiki langkah kita yang lau, agar mencapai kehidupan yang bahagia dan sukse memperoleh kemenangan yang diredhai oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala

Marilah kita sentiasa bertaqwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan sebenar-benar taqwa. Bukan hanya taqwa yang hanya diucapkan dengan bibir, melainkan taqwa yang dinyatakan didalam ucapan dan perbuatan harian. Iaitu segala ucapan dan perbuatan kita selalu berpegang dan berlandasan apa yang telah disyari’atkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala melalui agama yang lurus – ISLAM

Ramai manusia tertipu dengan keindahan dunia dan isinya yang bersifat sementara. Sejak Nabi Adam as. sehingga kini, kesemuanya telah kembali kepada Allah swt. tidak kira kaya atau miskin, berpangkat atau tidak. Mengingati mati bukan bermakna kita akan gagal di dunia tetapi dengan mengingati mati kita akan menjadi insan yang berjaya di dunia dan di akhirat. janganlah menunggu sehingga esok untuk membuat persediaan menghadapi kematian, kerana mati boleh datang pada bila-bila masa..

Apakah semua itu dapat mendekatkan diri dengan Allah SWT sampai tutup usia atau lebih jauh dengan-Nya.

Wallahu a’lam.

Posted by: HAR
Terjemahan Al-Quran: mymasjid.net
Rujukan/nasihat Oleh: Ustaz Mohammed Amin Razali

No comments: