MENSYUKURI NIKMAT UMUR
Allah subhanahu wa Ta’ala sentiasa
mencurahkan nikmat-Nya kepada kita dengan bermacam-macam nikmat yang tidak
dapat dihitung banyaknya tiap-tiap hari. Walaupun kita jadikan lautan untuk
tinta (ink) dan semua ranting kayu
pena, belumlah akan dapat terhitung jumlah nikmat Allah Subhanahu wa
Ta’ala yang kita pergunakan tiap-tiap hari, mulai dari sejak terbitnya matahari
sampai terbenamnya dan terbit lagi.
Perkara ini Allah Subhanahu wa Ta’ala
berfirman:
وَإِن
تَعُدُّواْ نِعْمَةَ اللّهِ لاَ تُحْصُوهَا إِنَّ اللّهَ لَغَفُورٌ رَّحِيمٌ
“Dan
jika kamu menghitung nikmat Allah (yang dilimpahkannya kepada kamu), tiadalah
kamu akan dapat menghitungnya satu persatu; sesungguhnya Allah Maha Pengampun,
lagi Maha Mengasihani”. (Surah Al-Nahl: 18)
Sesungguhnya
benar Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala itu, andaikata kita ingin juga hendak
menghitung satu persatu, mengenai bermacam nikmat yang kita masukkan kedalam
perut dengan melalui kerongkongan saja, rasanya akan susah kita buat
menghitungnya, berapa banyaknya yang kita masukkan setiap hari kedalam perut
kita. Konon pula untuk menghitung macam-macam nikmat yang lain. Cuma manusia
juga yang kadang-kadang lupa kepada Allah Yang Maha Pengasih dan Pemurah
memberi serba macam nikmat itu.
Diantara banyak
nikmat Allah Subhanahu wa Ta’ala yang kita pakai dan kita pergunakan setiap
hari, maka yang sangat kita rasakan sekali ialah nikmat umur yang kita guna
sekarang. Umur yang kita gunakan sekarang ini adalah salah satu nikmat Allah
Subhanahu wa Ta’ala yang mahal harganya dan paling tinggi nilainya. Tidak dapat
kita nilai harganya dengan wang ringgit yang bertumpuk-tumpuk dan dengan emas
yang berketul-ketul.
Kalau Allah
Subhanahu wa Ta’ala telah memanjangkan umur kita sekarang ini, maka sudah
sepantasnya sebagai terima kasih kita, sisa umur yang tinggal ini, baiklah kita
gunakan untuk mengabadi kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan erti yang
sebenar-benarnya mengabdi untuk berbuat baik kepada masyarakat dan keluarga
sebanyak mungkin, disamping mengerjakan segala perintah-Nya dan meninggalkan
segala larangan-Nya serta bersedia menegakkan hukum-hukum Allah dengan patuh
dan tunduk. Sedangkan berbakti kepada masyarakat dan keluarga, baik dengan
harta, tenaga dan fikiran dengan keringat dan darah sekalipun dengan niat yang
tulus ikhlas kerana Allah Subhanahu wa Ta’ala semata-mata. Untuk itulah sengaja
Allah Subhanahu wa Ta’ala memanjangkan umur kita sampai sekarang ini.
Semakin
bertambah umur kita setahun semakin dekat kepada ajal dan semakin dekat dengan
ajal, semakin dekat pula kepada liang kubur. Kerana itu hendaklah umur kita
yang ada sekarang ini dapat kita pergunakan sebaik-baiknya sebelum datang ajal,
sebelum umur kita bercerai dengan badan. Jangan terlambat dan jangan kita terpedaya
kerana kekuatan kita, kerana kekayaan, kerana pengaruh besar, kerana pangkat
dan lain-lain semuanya itu akan berakhir bila malaikat maut sudah menceraikan
roh kita dari badan.
Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
خَيْرُ
النَّاسِ مَنْ طَالَ عُمُرُهُ وَحَسُنَ عَمَلُهُ، وَشَرُّ النَّاسِ مَنْ طَالَ
عُمُرُهُ وَسَاءَ عَمَلُهُ
“Sebaik-baik manusia ialah yang diberi
panjang umurnya dan umur yang panjang itu dia gunakan untuk baik amalannya. Dan
sejelek-jelek manusia adalah orang yang panjang umurnya dan jelek amalannya.”
(Hadits Riwayat: Ahmad, At-Tirmidzi dan
Al-Hakim)
Selain itu, angka 40 tahun
juga muncul dalam hadits Rasulullah SAW yang dikutip oleh Imam Al-Ghazali.
Manusia dengan usia 40 tahun dinilai memiliki kematangan mengolah data dan
mendayagunakan akal. Oleh karenanya, jalan hidup seseorang hingga akhirnya
dapat dilihat setelah usia 40 tahun.
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ : " مَنْ أَتَى عَلَيْهِ أَرْبَعُونَ سَنَةً فَلَمْ
يَغْلِبْ خَيْرُهُ شَرَّهُ
فَلْيَتَجَهَّزْ إِلَى النَّارِ”
Dari ibn abbas, ia
berkata: "telah bersabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi
wasallam: "Barangsiapa yang mencapai umur 40 tahun,
namun kebaikannya tidak melebihi keburukannya, maka bersiaplah untuk masuk
neraka".
Dengan sabda Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam itu dapatlah kita mengambil perhatian dan keinsafan
supaya kita dapat menggunakan umur kita yang berharga ini dengan sebaik-baiknya
menurut apa yang telah digariskan oleh agama kita serta diredhai Allah
Subhanahu wa Ta’ala.
Umur yang kita guna sekarang ini
akan kita pertanggung jawabkan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala nantinya, untuk
apa saja umur kita hasbiskan, untuk apa lagi umur kita guna, semuanya dimintai
pertanggung jawabkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada kita. Baru saja
selesai dikuburkan-nya jasad kita, belum lagi hilang jejak telapak kami manusia
yang menghantarkan ke kubur, pertama-tama yang ditanyakan Allah Subhanahu wa
Ta’ala ialah mengenai umur, kemana dihabiskan dan untuk apa digunakan.
Pada waktu itu tidak dapat
berdusta sedikitpun, sebab seluruh anggota badan menjadi saksi tentang apa dan
untuk apa dipergunakan umur yang sekian puluh tahun digunakan. Barulah pada
hari itu timbul penyesalan yang mana penyesalan tidak berguna lagi sebab sesal
kemudian tak ada gunanya lagi.
Menangislah, merataplah kerana
menyesali perbuatan waktu itu, namun tangis dan rantap tidak menolong
sedikitpun. Umur akan melaporkan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, semua apa
yang telah diperbuat dan dikerjakan didunia, dengan tidak dapat dikurangi dan
ditamba sedikitpun. Umur akan menceritakan dihadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala
nanti, bahawa aku selama berada ditubuh
si anu sekian lamanya, sekian kali dibawa berbuat maksiat, berjudi, minum arak
dan lain-lain.
Begitulah kira-kira umur, bila
umur kita digunakan untuk bermaksiat dan begitu sebaliknya, bila umur kita
digunakan untuk beribadah menjalankan perintah-perintah Allah Subhanahu wa
Ta’ala dengan sungguh-sungguh berbakti kepada masyarakat dan keluarga.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
Belum lagi hilang jejak telapak
kaki seorang hamba pada hari kiamat, sehingga kepadanya telah diajukan empat
pertanyaan:
1. Dari
hal umurnya kemana dihabiskan
2. Dari
hal tubuhnya untuk apa dipakainya
3. Dari
hal ilmunya apa yang sudah diamalkan-nya dengan ilmunya.
4. Dari
hal harta darimana diperolehnya dan untuk apa dibelanjakan-Nya
(Hadiths Riwayat: Termidzi)
Bagi manusia yang beiman kepada
Allah Subhanahu wa Ta’ala, pasti mempercayai bahawa pada suatu saat yang telah
ditentukan umurnya akan bercerai dengan badan bila ajalnha sudah datang dan dia
berpulang ke rahmatullah buat mempertanggung jawabkan umurnya kepada Allah
Subhanahu wa Ta’ala.
Bila kepercayaan ini sudah tumbuh
dan sudah menjadi keyakinan yang kaut, masing-masing manusia tentu akan
berhati-hati unutk sisa umurnya yang tinggal ini, sebelum datang ajalnya untuk
mencapai husnul khatimah, iaitu penghabisan umur yang baik.
Akhirnya, baiklah kita sama-sama
ingat pada pesanan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam mengenai
pengunaan segala kesempatan dalam hidup ini sebagaimana dikemukakan sebagai
berikut:
Pergunakanlah lima (5) kesempatan
sebelum datangnya lima (5) kesempitan:
1. Pergunakanlah
kesempatan sehatmu sebelum datang sakitmu
2. Pergunakanlah
kesempatan lapangmu sebelum datang kesempitan mu
3. Pergunakanlah
hari mudamu sebelum datang hari tua mu
4. Pergunakanlah
kesempatan kayamy sebelum datng masa fakir mu
5. Pergunakan
kesempatan masa hidupmu sebelum datang saat kematian mu
(Hadits Riwayat: Baihaqi)
Marilah kita gunakan kesempatan
hidup kita untuk memperbaiki langkah kita yang lau, agar mencapai kehidupan
yang bahagia dan sukse memperoleh kemenangan yang diredhai oleh Allah Subhanahu
wa Ta’ala
Marilah kita sentiasa bertaqwa kepada Allah
Subhanahu wa Ta’ala dengan sebenar-benar taqwa. Bukan hanya taqwa yang hanya diucapkan
dengan bibir, melainkan taqwa yang dinyatakan didalam ucapan dan perbuatan
harian. Iaitu segala ucapan dan perbuatan kita selalu berpegang dan berlandasan
apa yang telah disyari’atkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala melalui agama yang
lurus – ISLAM
Ramai manusia tertipu dengan keindahan dunia
dan isinya yang bersifat sementara. Sejak Nabi Adam as. sehingga kini,
kesemuanya telah kembali kepada Allah swt. tidak kira kaya atau miskin, berpangkat
atau tidak. Mengingati mati bukan bermakna kita akan gagal di dunia tetapi
dengan mengingati mati kita akan menjadi insan yang berjaya di dunia dan di
akhirat. janganlah menunggu sehingga esok untuk membuat persediaan menghadapi
kematian, kerana mati boleh datang pada bila-bila masa..
Apakah semua itu dapat mendekatkan diri
dengan Allah SWT sampai tutup usia atau lebih jauh dengan-Nya.
Wallahu a’lam.
Posted by: HAR
Terjemahan Al-Quran: mymasjid.net
Rujukan/nasihat Oleh: Ustaz Mohammed Amin
Razali
No comments:
Post a Comment