NASIHAT UNTUK REMAJA MUSLIM
(TITIPAN UNTUK ANAK-ANAKKU – MARYAM, CAMELYA, NUR, DANIAL, DANIA, AREEDA, JULIA, JUFRI, SHA’AMIL,
HARIS, MERISSA, AIMAN, AIZAT,MUSTAPA, RAIS, ADIB DAN LAIN-LAIN)
Kami persembahkan nasihat ini untuk saudara-saudara kami khususnya
pada pemuda dan remaja muslim. Mudah-mudahan nasihat ini dapat membuka mata
hati mereka sehingga mereka lebih tahu tentang siapa dirinya sebenarnya, apa
kewajiban yang harus mereka tunaikan sebagai seorang muslim, agar mereka merasa
bahawa masa muda ini tidak sepantasnya untuk diisi dengan perkara yang boleh
melalaikan mereka dari mengingati Allah subhanahu wa Ta’ala sebagai
penciptanya, agar mereka tidak terus-menerus bergelimang ke dalam kehidupan
dunia yang fana dan lupa akan negeri akhirat yang kekal abadi.
Wahai para pemuda-pemudi muslim, tidakkah kalian
menginginkan kehidupan yang bahagia selamanya? Tidakkah kalian menginginkan
jannah (surga) Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang luasnya seluas langit dan bumi?
Ketahuilah, jannah Allah Subhanahu Wa Ta’ala itu diraih
dengan usaha yang bersungguh-sungguh dalam beramal. Jannah itu disediakan untuk
orang-orang yang bertaqwa yang mereka tahu bahawa hidup di dunia ini hanyalah
sementara, mereka merasa bahawa gemerlapnya kehidupan dunia ini akan menipu
umat manusia dan menyeret mereka kepada kehidupan yang sengsara di negeri
akhirat selamanya. Allah subhanahu wata’ala berfirman:
وَمَا
الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ
“Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” (Ali
‘Imran: 185)
Untuk
Apa Kita Hidup di Dunia?
Wahai para pemuda-pemudi, ketahuilah, sungguh Allah
Subhanahu Wa Ta’ala telah menciptakan kita bukan tanpa adanya tujuan. Bukan
pula memberikan kita kesempatan untuk bersenang-senang saja, tetapi untuk meraih
sebuah tujuan mulia. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
وَمَا
خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
“Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah
kepada-Ku.” (Adz Dzariyat: 56)
Beribadah kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala dengan
menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya. Itulah tugas
utama yang harus dijalankan oleh setiap hamba Allah.
Dalam beribadah, kita dituntut untuk ikhlas dalam menjalankannya.
Iaitu dengan beribadah semata-mata hanya mengharapkan readha dan pahala dari
Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Jangan beribadah kerana terpaksa, atau kerana
menunjuk-nunjuk terhadap orang-orang di sekitar kita. Apalagi beribadah dalam
rangka agar dikatakan bahawa kita adalah orang-orang yang alim, kita adalah
orang-orang sholih atau bentuk pujian dan sanjungan yang lain.
Umurmu Tidak Akan Lama Lagi
Wahai para pemuda-pemudi, jangan sekali-kali terlintas di
benak kalian: beribadah nanti saja kalau sudah tua, atau sementara masih muda,
gunakan untuk berfoya-foya. Ketahuilah, itu semua merupakan rayuan syaitan yang
mengajak kita untuk menjadi teman mereka di An Nar (neraka).
Tahukah kalian, bila kalian akan dipanggil oleh Allah
Subhanahu Wa Ta’ala, berapa lama lagi kalian akan hidup di dunia ini? Jawabannya
adalah sebagaimana firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala:
وَمَا تَدْرِي
نَفْسٌ مَّاذَا تَكْسِبُ غَداً وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ إِنَّ
اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
“Dan tiada seseorang pun yang betul
mengetahui apa yang akan diusahakannya esok (sama ada baik atau jahat); dan
tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi negeri manakah ia akan mati.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui, lagi Amat Meliputi pengetahuanNya”. (Luqman: 34)
Wahai para pemuda-pemudi, bertaqwalah kalian kepada Allah
Subhanahu Wa Ta’ala. Mungkin hari ini kalian sedang berada di tengah-tengah
orang-orang yang sedang tertawa, berpesta, dan hura-hura menyambut tahun baru,
hari jadi, atas pesta dengan berbagai bentuk maksiat kepada Allah Subhanahu Wa
Ta’ala, tetapi keesokan harinya kalian sudah berada di tengah-tengah
orang-orang yang sedang menangis menyaksikan jasad-jasad kalian dimasukkan ke
liang lahad (kubur) yang sempit dan menyesakkan.
Betapa celaka dan ruginya kita, apabila kita belum sempat
beramal shalih. Padahal, pada saat itu amalan diri kita sajalah yang akan
menjadi pendamping kita ketika menghadap Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Nabi
Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:
“Yang mengiringi jenazah itu ada tiga:
keluarganya, hartanya, dan amalannya. Dua dari tiga hal tersebut akan kembali
dan tinggal satu saja (yang mengiringinya), keluarga dan hartanya akan kembali,
dan tinggal amalannya (yang akan mengiringinya).” (Muttafaqun ‘Alaihi)
Wahai para pemuda-pemudi,
takutlah kalian kepada adzab Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Sudah siapkah kalian
dengan timbangan amal yang pasti akan kalian hadapi nanti. Sudah cukupkah amal
yang kalian lakukan selama ini untuk menambah berat timbangan amal kebaikan.
Betapa sengsaranya kita,
ketika ternyata berat timbangan kebaikan kita lebih ringan daripada timbangan
kejelekan. Ingatlah akan firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala:
وَأَمَّا مَنْ
خَفَّتْ مَوَازِينُهُ
وَأَمَّا مَنْ خَفَّتْ مَوَازِينُهُ فَهُوَ فِي عِيشَةٍ رَّاضِيَةٍ فَأَمَّا مَن
نَارٌ
حَامِيَةٌ وَمَا
أَدْرَاكَ مَا هِيَهْ فَأُمُّهُ هَاوِيَةٌ
Setelah berlaku demikian, maka (manusia akan
diberikan tempatnya menurut amal masing-masing); adapun orang yang berat
timbangan amal baiknya, Maka ia berada dalam kehidupan yang senang lenang.
Sebaliknya orang yang ringan timbangan amal baiknya, Maka tempat kembalinya
ialah "Haawiyah", Dan apa jalannya engkau dapat mengetahui, apa dia
"Haawiyah" itu? (Haawiyah itu ialah): api yang panas membakar. (Al Qari’ah: 6-11)
Bersegeralah dalam Beramal
Wahai para pemuda-pemudi, bersegeralah untuk beramal
kebajikan, dirikanlah sholat dengan bersungguh-sungguh, ikhlas dan sesuai
tuntunan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam. Kerana sholat adalah yang
pertama kali akan dihisab nanti pada hari kiamat, sebagaimana sabdanya:
“Sesungguhnya amalan
yang pertama kali manusia dihisab dengannya di hari kiamat adalah sholat.”
(HR. At Tirmidzi, An Nasa`i, Abu Dawud, Ibnu Majah dan Ahmad. Lafazh hadits
riwayat Abu Dawud no.733)
Bagi laki-laki, hendaknya dengan berjama’ah di masjid.
Banyaklah berdzikir dan mengingatkan Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Bacalah Al
Qur’an, kerana sesungguhnya ia akan memberikan syafaat bagi pembacanya pada
hari kiamat nanti.
Banyaklah bertaubat kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Betapa banyak dosa dan kemaksiatan yang telah kalian lakukan selama ini.
Mudah-mudahan dengan bertaubat, Allah Subhanahu Wa Ta’ala akan mengampuni
dosa-dosa kalian dan memberi pahala yang dengannya kalian akan memperoleh
kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Wahai para pemuda-pemudi, banyak-banyaklah beramal shalih,
pasti Allah Subhanahu Wa Ta’ala akan memberi kalian kehidupan yang bahagia,
dunia dan akhirat. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
مَنْ
عَمِلَ صَالِحًا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ
حَيَاةً طَيِّبَةً
“Barangsiapa yang mengerjakan
amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka
sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik.” (An Nahl: 97)
Engkau Habiskan Masa
Mudamu untuk Apa?
Pertanyaan inilah yang akan diajukan kepada setiap hamba
Allah Subhanahu Wa Ta’ala pada hari kiamat nanti. Sebagaimana yang diberitakan
oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam dalam salah satu haditsnya:
“Tidak akan bergeser kaki anak Adam (manusia) pada hari
kiamat nanti di hadapan Rabbnya sampai ditanya tentang lima perkara: umurnya
untuk apa dihabiskan, masa mudanya untuk apa dihabiskan, hartanya dari mana dia
dapatkan dan dibelanjakan untuk apa harta tersebut, dan sudahkah beramal
terhadap ilmu yang telah ia ketahui.” (HR. At Tirmidzi no. 2340)
Sekarang cubalah membetulkan diri kalian sendiri, sudahkah kalian mengisi
masa muda kalian untuk perkara-perkara yang bermanfaat yang mendatangkan
kereadhaan Allah Subhanahu Wa Ta’ala? Ataukah kalian isi masa muda kalian
dengan perbuatan maksiat yang mendatangkan kemurkaan-Nya?
Kalau kalian masih saja mengisi waktu muda kalian untuk
bersenang-senang dan lupa kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, maka jawaban apa
yang boleh kalian ucapkan di hadapan Allah Subhanahu Wa Ta’ala Sang Penguasa
Hari Pembalasan? Tidakkah kalian takut akan ancaman Allah Subhanahu wa Ta’ala
terhadap orang yang banyak berbuat dosa dan maksiat? Manakala Allah Subhanahu wa
Ta’ala telah mengancam pelaku kejahatan dalam firman-Nya:
مَن
يَعْمَلْ سُوءًا يُجْزَ بِهِ وَلَا يَجِدْ لَهُ مِن دُونِ اللَّهِ وَلِيًّا وَلَا
نَصِيرًا
“Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan
dengan kejahatan itu dan ia tidak mendapat pelindung dan tidak (pula) penolong
baginya selain dari Allah.” (An Nisa’: 123)
Bukanlah masa tua yang akan ditanyakan oleh Allah Subhanahu
Wa Ta’ala. Oleh kerana itu, pergunakanlah kesempatan di masa muda kalian ini
untuk kebaikan.
Ingat-ingatlah selalu bahawa setiap amal yang kalian
lakukan akan dipertanggungjawabkan kelak di hadapan Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Jauhi Perbuatan Maksiat
Apa yang menyebabkan Adam dan Hawwa dikeluarkan dari Al
Jannah (surga)? Tidak lain adalah kemaksiatan mereka berdua kepada Allah
Subhanahu Wa Ta’ala. Mereka melanggar larangan Allah Subhanahu Wa Ta’ala kerana
mendekati sebuah pohon di Al Jannah, mereka termakan pujukkan oleh rayuan iblis
yang mengajak mereka untuk bermaksiat kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Wahai para pemuda-pemudi, senantiasa iblis, syaitan, dan
bala tentaranya berupaya untuk mengajak umat manusia seluruhnya agar mereka
bermaksiat kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, mereka mengajak umat manusia
seluruhnya untuk menjadi temannya di neraka. Sebagaimana yang Allah Subhanahu Wa
Ta’ala jelaskan dalam firman-Nya (yang artinya):
إِنَّ
الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا ۚ
إِنَّمَا يَدْعُو حِزْبَهُ لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِيرِ
“Sesungguhnya syaitan itu adalah
musuh bagimu, maka jadikanlah ia musuh(mu), kerana sesungguhnya syaitan-syaitan
itu mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala.”
(Fathir: 6)
Setiap amalan kejelekan dan maksiat yang engkau lakukan,
walaupun kecil pasti akan dicatat dan diperhitungkan di sisi Allah Subhanahu Wa
Ta’ala. Pasti engkau akan melihat akibat buruk dari apa yang telah engkau
lakukan itu. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman (yang artinya):
وَمَن
يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ
“Dan barangsiapa yang mengerjakan
kejahatan sekecil apapun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.”
(Al Zalzalah:8)
Syaitan juga menghendaki dengan kemaksiatan ini, umat
manusia menjadi terpecah belah dan saling bermusuhan. Jangan dikira bahawa
ketika engkau bersama teman-temanmu melakukan kemaksiatan kepada Allah
Subhanahu Wa Ta’ala, itu merupakan wujud perpaduan dan kekompakan di antara
kalian. Sekali-kali tidak, justru cepat atau lambat, teman yang engkau cintai
menjadi musuh yang paling engkau benci.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala
berfirman:
Sesungguhnya Syaitan itu hanyalah
bermaksud mahu menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu dengan sebab
arak dan judi, dan mahu memalingkan kamu daripada mengingati Allah dan daripada
mengerjakan sembahyang. Oleh itu, mahukah kamu berhenti (daripada melakukan
perkara-perkara yang keji dan kotor itu atau kamu masih berdegil)? (Al Maidah: 91)
إِنَّمَا يُرِيدُ
الشَّيْطَانُ أَن يُوقِعَ بَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةَ وَالْبَغْضَاء فِي الْخَمْرِ
وَالْمَيْسِرِ وَيَصُدَّكُمْ عَن ذِكْرِ اللّهِ وَعَنِ الصَّلاَةِ فَهَلْ أَنتُم
مُّنتَهُونَ
Demikianlah syaitan menjadikan perbuatan maksiat yang
dilakukan manusia sebagai sarana untuk memecah belah dan menimbulkan permusuhan
di antara mereka.
Ibadah yang Benar Dibangun di atas Ilmu
Wahai para pemuda-pemudi, setelah kalian mengetahui bahawa
tugas utama kalian hidup di dunia ini adalah untuk beribadah kepada Allah
Subhanahu Wa Ta’ala semata-mata, maka sekarang ketahuilah bahawa Allah
Subhanahu Wa Ta’ala hanya menerima amalan ibadah yang dikerjakan dengan benar.
Untuk itulah wajib atas kalian untuk belajar dan menuntut ilmu agama, mengenal
Allah Subhanahu Wa Ta’ala, mengenal Rasul-Nya Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam,
dan mengenal agama Islam ini, mengenal mana yang halal dan mana yang haram,
mana yang haq (benar) dan mana yang bathil (salah), serta mana yang sunnah dan
mana yang bid’ah.
Dengan ilmu agama, kalian akan terbimbing dalam beribadah
kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, sehingga ibadah yang kalian lakukan benar-benar
diterima di sisi Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Betapa banyak orang yang beramal kebajikan
tetapi ternyata amalannya tidak diterima di sisi Allah Subhanahu Wa Ta’ala,
kerana amalannya tidak dibangun di atas ilmu agama yang benar.
Oleh kerana itu, wahai para pemuda muslim, pada kesempatan
ini, kami juga menasihatkan kepada kalian untuk banyak mempelajari ilmu agama,
duduk di majlis-majlis ilmu, mendengarkan Al Qur’an dan hadith serta nasihat
dan penjelasan para ulama. Jangan sibukkan diri kalian dengan perkara-perkara
yang kurang bermanfaat bagi diri kalian, terlebih lagi perkara-perkara yang
mendatangkan murka Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Ketahuilah, menuntut ilmu agama merupakan kewajiban bagi
setiap muslim, maka barangsiapa yang meninggalkannya dia akan mendapatkan dosa,
dan setiap dosa pasti akan menyebabkan kecelakaan bagi pelakunya.
“Menuntut ilmu agama itu merupakan kewajiban bagi setiap
muslim.” (HR. Ibnu Majah no.224)
Akhir
Kata
Semoga nasihat yang sedikit ini boleh memberikan manfaat
yang banyak kepada kita semua. Sesungguhnya nasihat itu merupakan perkara yang
sangat penting dalam agama ini, bahkan saling memberikan nasihat merupakan
salah satu sifat orang-orang yang dijauhkan dari kerugian, sebagaimana yang
Allah Subhanahu Wa Ta’ala firmankan dalam surat Al ‘Ashr:
إِلَّا
الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ
إِلَّا
الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا
بِالصَّبْرِ
“Demi
Masa! Sesungguhnya manusia itu dalam kerugian, Kecuali orang-orang yang beriman
dan beramal soleh, dan mereka pula berpesan-pesan dengan kebenaran serta
berpesan-pesan dengan sabar”.
(Al ‘Ashr:
1-3)
Wallahu ta‘ala a’lam bishshowab.
Sumber: Buletin
Al-Ilmu, Penerbit Yayasan As-Salafy
Di-salin oleh: HAR
No comments:
Post a Comment