"Katakanlah: Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan tiada aku termasuk di antara orang-orang yang musyrik" (QS Yusuf:108)

11 June, 2014

NASIHAT UNTUK REMAJA MUSLIM

(TITIPAN UNTUK ANAK-ANAKKU – MARYAM, CAMELYA, NUR, DANIAL, DANIA, AREEDA, JULIA, JUFRI, SHA’AMIL, HARIS, MERISSA, AIMAN, AIZAT,MUSTAPA, RAIS, ADIB DAN LAIN-LAIN)


Kami persembahkan nasihat ini untuk saudara-saudara kami khususnya pada pemuda dan remaja muslim. Mudah-mudahan nasihat ini dapat membuka mata hati mereka sehingga mereka lebih tahu tentang siapa dirinya sebenarnya, apa kewajiban yang harus mereka tunaikan sebagai seorang muslim, agar mereka merasa bahawa masa muda ini tidak sepantasnya untuk diisi dengan perkara yang boleh melalaikan mereka dari mengingati Allah subhanahu wa Ta’ala sebagai penciptanya, agar mereka tidak terus-menerus bergelimang ke dalam kehidupan dunia yang fana dan lupa akan negeri akhirat yang kekal abadi.

Wahai para pemuda-pemudi muslim, tidakkah kalian menginginkan kehidupan yang bahagia selamanya? Tidakkah kalian menginginkan jannah (surga) Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang luasnya seluas langit dan bumi?

Ketahuilah, jannah Allah Subhanahu Wa Ta’ala itu diraih dengan usaha yang bersungguh-sungguh dalam beramal. Jannah itu disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa yang mereka tahu bahawa hidup di dunia ini hanyalah sementara, mereka merasa bahawa gemerlapnya kehidupan dunia ini akan menipu umat manusia dan menyeret mereka kepada kehidupan yang sengsara di negeri akhirat selamanya. Allah subhanahu wata’ala berfirman:
وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ
“Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” (Ali ‘Imran: 185)

Untuk Apa Kita Hidup di Dunia?

Wahai para pemuda-pemudi, ketahuilah, sungguh Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah menciptakan kita bukan tanpa adanya tujuan. Bukan pula memberikan kita kesempatan untuk bersenang-senang saja, tetapi untuk meraih sebuah tujuan mulia. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.” (Adz Dzariyat: 56)

Beribadah kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya. Itulah tugas utama yang harus dijalankan oleh setiap hamba Allah.

Dalam beribadah, kita dituntut untuk ikhlas dalam menjalankannya. Iaitu dengan beribadah semata-mata hanya mengharapkan readha dan pahala dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Jangan beribadah kerana terpaksa, atau kerana menunjuk-nunjuk terhadap orang-orang di sekitar kita. Apalagi beribadah dalam rangka agar dikatakan bahawa kita adalah orang-orang yang alim, kita adalah orang-orang sholih atau bentuk pujian dan sanjungan yang lain.

Umurmu Tidak Akan Lama Lagi
Wahai para pemuda-pemudi, jangan sekali-kali terlintas di benak kalian: beribadah nanti saja kalau sudah tua, atau sementara masih muda, gunakan untuk berfoya-foya. Ketahuilah, itu semua merupakan rayuan syaitan yang mengajak kita untuk menjadi teman mereka di An Nar (neraka).

Tahukah kalian, bila kalian akan dipanggil oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala, berapa lama lagi kalian akan hidup di dunia ini? Jawabannya adalah sebagaimana firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala:
  
وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَّاذَا تَكْسِبُ غَداً وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

 “Dan tiada seseorang pun yang betul mengetahui apa yang akan diusahakannya esok (sama ada baik atau jahat); dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi negeri manakah ia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui, lagi Amat Meliputi pengetahuanNya”. (Luqman: 34)

Wahai para pemuda-pemudi, bertaqwalah kalian kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Mungkin hari ini kalian sedang berada di tengah-tengah orang-orang yang sedang tertawa, berpesta, dan hura-hura menyambut tahun baru, hari jadi, atas pesta dengan berbagai bentuk maksiat kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, tetapi keesokan harinya kalian sudah berada di tengah-tengah orang-orang yang sedang menangis menyaksikan jasad-jasad kalian dimasukkan ke liang lahad (kubur) yang sempit dan menyesakkan.

Betapa celaka dan ruginya kita, apabila kita belum sempat beramal shalih. Padahal, pada saat itu amalan diri kita sajalah yang akan menjadi pendamping kita ketika menghadap Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:

“Yang mengiringi jenazah itu ada tiga: keluarganya, hartanya, dan amalannya. Dua dari tiga hal tersebut akan kembali dan tinggal satu saja (yang mengiringinya), keluarga dan hartanya akan kembali, dan tinggal amalannya (yang akan mengiringinya).” (Muttafaqun ‘Alaihi)

Wahai para pemuda-pemudi, takutlah kalian kepada adzab Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Sudah siapkah kalian dengan timbangan amal yang pasti akan kalian hadapi nanti. Sudah cukupkah amal yang kalian lakukan selama ini untuk menambah berat timbangan amal kebaikan.
  
Betapa sengsaranya kita, ketika ternyata berat timbangan kebaikan kita lebih ringan daripada timbangan kejelekan. Ingatlah akan firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala:

وَأَمَّا مَنْ خَفَّتْ مَوَازِينُهُ وَأَمَّا مَنْ خَفَّتْ مَوَازِينُهُ فَهُوَ فِي عِيشَةٍ رَّاضِيَةٍ فَأَمَّا مَن
نَارٌ حَامِيَةٌ وَمَا أَدْرَاكَ مَا هِيَهْ فَأُمُّهُ هَاوِيَةٌ
Setelah berlaku demikian, maka (manusia akan diberikan tempatnya menurut amal masing-masing); adapun orang yang berat timbangan amal baiknya, Maka ia berada dalam kehidupan yang senang lenang. Sebaliknya orang yang ringan timbangan amal baiknya, Maka tempat kembalinya ialah "Haawiyah", Dan apa jalannya engkau dapat mengetahui, apa dia "Haawiyah" itu? (Haawiyah itu ialah): api yang panas membakar. (Al Qari’ah: 6-11)

Bersegeralah dalam Beramal


Wahai para pemuda-pemudi, bersegeralah untuk beramal kebajikan, dirikanlah sholat dengan bersungguh-sungguh, ikhlas dan sesuai tuntunan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa sallam. Kerana sholat adalah yang pertama kali akan dihisab nanti pada hari kiamat, sebagaimana sabdanya:

Sesungguhnya amalan yang pertama kali manusia dihisab dengannya di hari kiamat adalah sholat.” (HR. At Tirmidzi, An Nasa`i, Abu Dawud, Ibnu Majah dan Ahmad. Lafazh hadits riwayat Abu Dawud no.733)

Bagi laki-laki, hendaknya dengan berjama’ah di masjid. Banyaklah berdzikir dan mengingatkan Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Bacalah Al Qur’an, kerana sesungguhnya ia akan memberikan syafaat bagi pembacanya pada hari kiamat nanti.

Banyaklah bertaubat kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Betapa banyak dosa dan kemaksiatan yang telah kalian lakukan selama ini. Mudah-mudahan dengan bertaubat, Allah Subhanahu Wa Ta’ala akan mengampuni dosa-dosa kalian dan memberi pahala yang dengannya kalian akan memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Wahai para pemuda-pemudi, banyak-banyaklah beramal shalih, pasti Allah Subhanahu Wa Ta’ala akan memberi kalian kehidupan yang bahagia, dunia dan akhirat. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَىٰ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً
“Barangsiapa yang mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik.” (An Nahl: 97)

Engkau Habiskan  Masa Mudamu untuk Apa?

Pertanyaan inilah yang akan diajukan kepada setiap hamba Allah Subhanahu Wa Ta’ala pada hari kiamat nanti. Sebagaimana yang diberitakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam dalam salah satu haditsnya:

“Tidak akan bergeser kaki anak Adam (manusia) pada hari kiamat nanti di hadapan Rabbnya sampai ditanya tentang lima perkara: umurnya untuk apa dihabiskan, masa mudanya untuk apa dihabiskan, hartanya dari mana dia dapatkan dan dibelanjakan untuk apa harta tersebut, dan sudahkah beramal terhadap ilmu yang telah ia ketahui.” (HR. At Tirmidzi no. 2340)

Sekarang cubalah membetulkan  diri kalian sendiri, sudahkah kalian mengisi masa muda kalian untuk perkara-perkara yang bermanfaat yang mendatangkan kereadhaan Allah Subhanahu Wa Ta’ala? Ataukah kalian isi masa muda kalian dengan perbuatan maksiat yang mendatangkan kemurkaan-Nya?

Kalau kalian masih saja mengisi waktu muda kalian untuk bersenang-senang dan lupa kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, maka jawaban apa yang boleh kalian ucapkan di hadapan Allah Subhanahu Wa Ta’ala Sang Penguasa Hari Pembalasan? Tidakkah kalian takut akan ancaman Allah Subhanahu wa Ta’ala terhadap orang yang banyak berbuat dosa dan maksiat? Manakala Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengancam pelaku kejahatan dalam firman-Nya:
مَن يَعْمَلْ سُوءًا يُجْزَ بِهِ وَلَا يَجِدْ لَهُ مِن دُونِ اللَّهِ وَلِيًّا وَلَا نَصِيرًا
Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan dengan kejahatan itu dan ia tidak mendapat pelindung dan tidak (pula) penolong baginya selain dari Allah.” (An Nisa’: 123)

Bukanlah masa tua yang akan ditanyakan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Oleh kerana itu, pergunakanlah kesempatan di masa muda kalian ini untuk kebaikan.

Ingat-ingatlah selalu bahawa setiap amal yang kalian lakukan akan dipertanggungjawabkan kelak di hadapan Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Jauhi Perbuatan Maksiat
Apa yang menyebabkan Adam dan Hawwa dikeluarkan dari Al Jannah (surga)? Tidak lain adalah kemaksiatan mereka berdua kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Mereka melanggar larangan Allah Subhanahu Wa Ta’ala kerana mendekati sebuah pohon di Al Jannah, mereka termakan pujukkan oleh rayuan iblis yang mengajak mereka untuk bermaksiat kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Wahai para pemuda-pemudi, senantiasa iblis, syaitan, dan bala tentaranya berupaya untuk mengajak umat manusia seluruhnya agar mereka bermaksiat kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, mereka mengajak umat manusia seluruhnya untuk menjadi temannya di neraka. Sebagaimana yang Allah Subhanahu Wa Ta’ala jelaskan dalam firman-Nya (yang artinya):
إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا ۚ إِنَّمَا يَدْعُو حِزْبَهُ لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِيرِ
“Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, maka jadikanlah ia musuh(mu), kerana sesungguhnya syaitan-syaitan itu mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala.” (Fathir: 6)

Setiap amalan kejelekan dan maksiat yang engkau lakukan, walaupun kecil pasti akan dicatat dan diperhitungkan di sisi Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Pasti engkau akan melihat akibat buruk dari apa yang telah engkau lakukan itu. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman (yang artinya):
وَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ
“Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sekecil apapun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.”
(Al Zalzalah:8)

Syaitan juga menghendaki dengan kemaksiatan ini, umat manusia menjadi terpecah belah dan saling bermusuhan. Jangan dikira bahawa ketika engkau bersama teman-temanmu melakukan kemaksiatan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, itu merupakan wujud perpaduan dan kekompakan di antara kalian. Sekali-kali tidak, justru cepat atau lambat, teman yang engkau cintai menjadi musuh yang paling engkau benci.

 Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

Sesungguhnya Syaitan itu hanyalah bermaksud mahu menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu dengan sebab arak dan judi, dan mahu memalingkan kamu daripada mengingati Allah dan daripada mengerjakan sembahyang. Oleh itu, mahukah kamu berhenti (daripada melakukan perkara-perkara yang keji dan kotor itu atau kamu masih berdegil)? (Al Maidah: 91)

إِنَّمَا يُرِيدُ الشَّيْطَانُ أَن يُوقِعَ بَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةَ وَالْبَغْضَاء فِي الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِ وَيَصُدَّكُمْ عَن ذِكْرِ اللّهِ وَعَنِ الصَّلاَةِ فَهَلْ أَنتُم مُّنتَهُونَ
Demikianlah syaitan menjadikan perbuatan maksiat yang dilakukan manusia sebagai sarana untuk memecah belah dan menimbulkan permusuhan di antara mereka.

Ibadah yang Benar Dibangun di atas Ilmu

Wahai para pemuda-pemudi, setelah kalian mengetahui bahawa tugas utama kalian hidup di dunia ini adalah untuk beribadah kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala semata-mata, maka sekarang ketahuilah bahawa Allah Subhanahu Wa Ta’ala hanya menerima amalan ibadah yang dikerjakan dengan benar. Untuk itulah wajib atas kalian untuk belajar dan menuntut ilmu agama, mengenal Allah Subhanahu Wa Ta’ala, mengenal Rasul-Nya Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam, dan mengenal agama Islam ini, mengenal mana yang halal dan mana yang haram, mana yang haq (benar) dan mana yang bathil (salah), serta mana yang sunnah dan mana yang bid’ah.

Dengan ilmu agama, kalian akan terbimbing dalam beribadah kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala, sehingga ibadah yang kalian lakukan benar-benar diterima di sisi Allah Subhanahu Wa Ta’ala.  Betapa banyak orang yang beramal kebajikan tetapi ternyata amalannya tidak diterima di sisi Allah Subhanahu Wa Ta’ala, kerana amalannya tidak dibangun di atas ilmu agama yang benar.

Oleh kerana itu, wahai para pemuda muslim, pada kesempatan ini, kami juga menasihatkan kepada kalian untuk banyak mempelajari ilmu agama, duduk di majlis-majlis ilmu, mendengarkan Al Qur’an dan hadith serta nasihat dan penjelasan para ulama. Jangan sibukkan diri kalian dengan perkara-perkara yang kurang bermanfaat bagi diri kalian, terlebih lagi perkara-perkara yang mendatangkan murka Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Ketahuilah, menuntut ilmu agama merupakan kewajiban bagi setiap muslim, maka barangsiapa yang meninggalkannya dia akan mendapatkan dosa, dan setiap dosa pasti akan menyebabkan kecelakaan bagi pelakunya.

“Menuntut ilmu agama itu merupakan kewajiban bagi setiap muslim.” (HR. Ibnu Majah no.224)

Akhir Kata

Semoga nasihat yang sedikit ini boleh memberikan manfaat yang banyak kepada kita semua. Sesungguhnya nasihat itu merupakan perkara yang sangat penting dalam agama ini, bahkan saling memberikan nasihat merupakan salah satu sifat orang-orang yang dijauhkan dari kerugian, sebagaimana yang Allah Subhanahu Wa Ta’ala firmankan dalam surat Al ‘Ashr:

إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ
إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
“Demi Masa! Sesungguhnya manusia itu dalam kerugian, Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal soleh, dan mereka pula berpesan-pesan dengan kebenaran serta berpesan-pesan dengan sabar”. (Al ‘Ashr: 1-3)

Wallahu ta‘ala a’lam bishshowab.

Sumber:  Buletin Al-Ilmu, Penerbit Yayasan As-Salafy
Di-salin oleh: HAR


No comments: