"Katakanlah: Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan tiada aku termasuk di antara orang-orang yang musyrik" (QS Yusuf:108)

14 October, 2016

Beruntung Mempunyai Anak Yang Soleh

Bagi orang tua, kanak-kanak menjadi tumpuan masa tuanya. Sehingga mendidik anak, membina akhlaknya, membesarkan dalam ketakwaaan dan keshalihan adalah keperluan dirinya sekaligus kewajiban dari Allah atasnya.

Ketika anak meningkat dewasa dengan kesolehan, orang tua akan memperoleh pahala dari amal shalihnya tanpa dikurangkan sedikitpun dari pahalanya. Maksudnya amal-amal soleh yang dikerjakan anaknya maka orang tuanya mendapat pahala seperti yang diperoleh anaknya, jika orang tuanya mempunyai impak yang menunjukkannya kepada kebaikan, membiayai pendidikannya, atau mendoakannya.

Ini didasarkan kepada sabda Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam:

مَن دعا إلى هُدًى، كان له من الأجْر مثلُ أُجُور مَن تبِعَه لا ينقص ذلك من أجورهم شيئًا، ومَن دعا إلى
ضلالة، كان عليْه من الإثْم مثلُ آثام مَن تبِعه لا ينقص ذلك من آثامِهِم شيئًا
Siapa menyeru kepada petunjuk, ia mendapatkan pahalanya seperti pahala yang diperoleh orang yang mengikutinya tanpa dikurangi sedikitpun dari pahala mereka. Dan siapa yang menyeru kepada kesesatan, ia mendapatkan dosa seperti dosa yang didapatkan pengikutnya tanpa dikurangi sedikitpun dari dosa-dosa mereka.
(HR. Muslim) 
Jika orang tua tidak pernah mengarahkan anaknya menjadi baik dan tidak mengajarkan persoalan agama kepadanya, maka orang tua tidak mendapatkan pahala atas amal-amal soleh anaknya.

Lebih dari itu, anak-anak soleh mendoakan kebaikan untuk orang tuanya, memintakan ampunan dan rahmat untuknya. Inilah yang paling diperlukan sesorang di kuburnya.

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu "anhu, Rasulullah Shallallahu 'alahi Wassallam bersabda:

إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ : إِلَّا مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ ،
أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
Apabila seseorang meninggal dunia maka (pahala) amalnya terputus kecuali 3 perkara: shodaqoh jariyah, ilmu bermanfaat, atau anak shalih yang mendoakannya.” (HR. Muslim)

Di hadits lain, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam menerangan 7 amalan yang pahala akan terus mengalir kepada hamba saat ia berada di kuburnya setelah wafatnya.

Salah satunya:
أو ترك ولداً يستغفر له بعد موته
Atau meninggalkan anak yang memintakan ampunan untuknya setelah meninggalnya.” (HR. Al-Bazzar dalam Kasyful Astar dari Anas bin Malik. Dihassankan Syaikh Al-Albani di Shahih Al-Jami’, no. 3602)

وَرَجُلٌ تَرَكَ وَلَدًا صَالِحًا فَهُوَ يَدْعُو لَهُ
Dan laki-laki yang meninggalkan anak shalih, anak itu mendoakan kebaikan untuknya.” (HR. Ahmad dan Al-Thabrani, dihassankan Al-Albani di Shahih al-Jami’, no. 877)

Syaikhul Islam di Majmu’ Fatawanya menyebutkan bahwa doa anak untuk orang tuanya memiliki keistimewaan karena anaknya termasuk dari usahanya.

Seperti firman Allah Ta’ala:

مَا أَغْنَى عَنْهُ مَالُهُ وَمَا كَسَبَ
Tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan.”
(QS. Al-Masad: 2) salah satu makna “apa yang ia usahaan” adalah anaknya.

Sabda Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam, “Sesungguhnya makanan terbaik yang dimakan seseorang adalah hasil usahanya, dan sesungguhnya anak termasuk dari usahanya.”

Orang tua menjadi sebab adanya anak dan membesarkannya, maka amal anak termasuk dari usahanya sendiri. Berbeza dengan saudara, bapa saudara, dan selainnya, doa mereka bermanfaat untuk yang didoakan. Bahkan doa orang lain yang bukan kerabat juga bermanfaat. Tetapi doa tersebut bukan dari hasil usahanya sendiri. Berbeza dengan doa anak kandungnya yang telah dididiknya dengan baik.

Doa anak shalih mendatangkan keberkahan untuk orang tuanya. Diriwayatkan dari hadits Abu HurairahRadhiyallahu 'Anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:

إن الله ليرفع الدرجة للعبد الصالح في الجنة فيقول: يا رب، أنى لي هذه؟ فيقول: باستغفار ولدك لك
Sesungguhnya Allah mengangkat derajat seoang hamba shalih di surga, lalu ia berkata: Wahai Tuhanku, darimana aku dapatkan semua ini? Kemudian Allah menjawab: Dengan sebab istighfar anakmu untuk dirimu.” (HR. Ahmad)

(Imam Ibnu Katsir mengulas mengenai hadits ini, “Sanadnya shahih”. Hadits ini memiliki penguat dari hadits Muslim tentang terputusnya amal seseorang sesudah meninggalnya kecuali tiga perkara).

Wallahu A’lam. 

Posted by: HAR

No comments: