"Katakanlah: Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan tiada aku termasuk di antara orang-orang yang musyrik" (QS Yusuf:108)

05 November, 2016

Hak Haiwan dalam islam

Haiwan adalah salah satu makhluk hidup ciptaan Allah Subhanahu wa Ta’ala yang memiliki banyak jenis dan bentuk, mulai dari yang tinggal dilaut, darat dan yang melintas udara yang juga memiliki manfaat bagi kehidupan manusia. Bahkan dikatakan bahwa haiwan menjadi penopang kehidupan kita. Oleh karena itu tidak mengherankan jika Islam memerintahkan kita untuk berperilaku baik dengan haiwan. Apabila kita lihat dalam Al-Qur’an maka kita akan menemukan beberapa nama haiwan di dalamnya, seperti Al-Baqarah, An Nahl, An An’am dan lain sebagainya.

Dalam nash Al Quran, dijelaskan mengenai kemuliaan haiwan, penjelasan kedudukannya, serta batasan keadaannya di sisi manusia.

 وَ‌الأَنع‍‍َ‍امَ خَ‍‍لَ‍‍قَ‍‍هَا‌ ۗ لَكُمْ فِيهَا‌ ‌دِفْء‌ٌ‌ ‌وَمَنَافِعُ ‌وَمِ‍‌‍نْ‍‍هَا‌ تَأْكُلُونَ
وَلَكُمْ فِيهَا‌ جَم‍‍َ‍الٌ ح‍‍ِ‍ي‍‍نَ تُ‍‍رِيح‍‍ُ‍ونَ ‌وَح‍‍ِ‍ي‍‍نَ تَسْ‍رَحُونَ
وَتَحْمِلُ ‌أَثْ‍‍قَ‍‍الَكُمْ ‌إِلَى‌ بَلَد‌ٍ‌ لَمْ تَكُونُو‌ا‌ بَالِ‍‍غِ‍‍‍ي‍‍هِ ‌إِلاَّ‌ بِشِ‍‍قِّ ‌الأَ‌ن‍‍فُسِ ۚ ‌إِنَّ ‌‍رَبَّكُمْ لَ‍رَ‌ء‍ُ‍‌وف ٌ‌ ‌‍رَحِيمٌ
“Dan Dia telah menciptakan binatang ternak untuk kamu; padanya ada (bulu) yang menghangatkan dan berbagai-bagai manfaat, dan sebahagiannya kamu makan. Dan kamu memperoleh pandangan yang indah padanya, ketika kamu membawanya kembali ke kandang dan ketika kamu melepaskannya ke tempat penggembalaan. Dan ia memikul beban-bebanmu ke suatu negeri yang kamu tidak sanggup sampai kepadanya, melainkan dengan kesukaran-kesukaran (yang memayahkan) diri. Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,” (Surah An Nahl: 5-7).

Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menciptakan binatang sebagai makhluk hidup yang sama dengan kita dimana mereka harus diperlakukan dengan baik. Islam mengatur hak-hak yang dimiliki binatang agar kita memperlakukannya dengan baik. Seperti halnya pahala memelihara kucing dalam Islam cukup besar jika kita melakukannya dengan baik. Yang membezakan ialah kita mempunyai akal tetapi haiwan tidak.

Haiwan tidak dapat membezakan antara betul dan salah tetapi mereka mempunyai naluri yang Allah Subhanahu wa Ta’ala berikan untuk meneruskan perjalanan hidupnya. Oleh sebab ia sama makluk Allah Subhanahu wa Ta’ala seperti kita, perlulah kita bersikap belas dan kasihan terhadapnya.

Al-Qur’an menjelaskan bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menciptakan haiwan ternak untuk kita. Pada Haiwan terdapat faedah yang banyak, air susu yang ada didalam perut haiwan, daging untuk dimakan, kulitnya untuk membuat kasut dan bag tanggan, bulunya untuk menghangatkan badan, tenaganya dapat digunakan sebagai alat angkut dan juga kenderaan yang indah dipandang.  Sungguh Allah Maha Pengasih dan Maha Penyayang.

Ada beberapa haiwan yang tidak boleh dimakan dagingnya, yakni daging Babi dan juga Anjing. Namun, bukan berarti pula haiwan tersebut hina dan dibiarkan begitu saja, hadith juga mengajarkan kita bahwa semua jenis haiwan boleh mendatangkan manfaat bagi kita semua. Antaranya:

Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah kita akan mendapat pahala dengan berbuat baik kepada binatang?” Beliau menjawab, “Terhadap setiap makhluk bernyawa diberi pahala.” (Hadith Riwayat: Bukhari dan Muslim)

Sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam yang bermaksud, “Sayangilah sesiapa sahaja yang ada di bumi, nescaya kalian disayangi sesiapa sahaja yang ada di langit.” (Hadith Riwayat: Tabrani dan al- Hakim)

Al-Quran mengibaratkan manusia seperti haiwan, menerangkan bahawa mereka juga mempunyai komuniti sendiri, seperti kita:

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

وَمَا‌ مِ‍‌‍نْ ‌د‍َ‍‌ابَّة‌‍ٍ‌ فِي ‌الأَ‌رْ‍ضِ ‌وَلاَ‌ طَ‍‍‍ائِ‍‍ر‌ٍ‌ يَ‍‍طِ‍‍‍ي‍‍رُ‌ بِجَنَاحَ‍‍يْ‍‍هِ ‌إِلاَّ‌ ‌أُمَمٌ ‌أَمْثَالُكُمْ ۚ مَا‌ فَ‍رَّ‍‍طْ‍‍‍نَا‌ فِي ‌الْكِت‍‍َ‍ابِ مِ‍‌‍نْ شَ‍‍يْء‌‌ٍ‌ ۚ ثُ‍‍مَّ ‌إِلَى‌ ‌‍رَبِّهِمْ يُحْشَرُ‌ونَ
“Dan tiada makhluk di bumi mahupun burung yang terbang dengan sayapnya kecuali [mereka] bermasyarakat seperti kamu. Tiada Kami tinggalkan sesuatu pun di dalam Kitab ini. Kemudian kepada Tuhan mereka, mereka akan dihimpunkan.” (Surah Al-An’am:38)

Allah Subhanahu wa Ta’ala memberitahu kita bahawa binatang yang berkeliaran di bumi juga memuji Allah walaupun pujian ini bukanlah dalam bentuk yang difahami manusia, menunjukkan bahawa persamaan di antara kita ialah tujuan penciptaan kita, iaitu menyembah Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

تُسَبِّحُ لَهُ ‌ال‍‍سَّمَا‌و‍َ‍‌اتُ ‌ال‍‍سَّ‍‍بْ‍‍عُ ‌وَ‌الأَ‌رْ‍ضُ ‌وَمَ‍‌‍نْ فِيهِ‍‍نَّ ۚ ‌وَ‌إِ‌نْ مِ‍‌‍نْ شَ‍‍يْء‌
إِلاَّ‌ يُسَبِّحُ بِحَمْدِهِ ‌وَلَكِ‍‌‍نْ لاَ‌ تَفْ‍‍قَ‍‍ه‍‍ُ‍ونَ تَسْبِيحَهُمْ ۗ ‌إِنَّ‍‍‍هُ ك‍‍َ‍انَ حَلِيماً‌ غَ‍‍فُو‌ر‌اً
“Langit yang tujuh serta bumi dan segala isi kandungannya memuji Allah. Dan tiada suatupun kecuali ia menyanjung dengan memujiNya; akan tetapi kamu tidak faham pujiannya.” (Surah Al-Israa’: :44)

Setiap binatang memiliki hak dalam masalah makan dan minum. Dan kita telah mengetahui bahwa ada seorang wanita yang disiksa di Neraka karena seekor kucing yang dikurungnya dan tidak diberi makan. Dan dari Abu Huraiorah radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

بينما رجل يمشي فأشتد عليه العطش فنزل بئراً فشرب منها ثم خرج فإذا هو بكلب يلهث، يأكل الثرى من شدة العطش قال: لقد بلغ هذا الكلب مثل الذي بلغ بي، فملأ خفه ثم أمسكه بفيه ثم رقى فسقى الكلب فشكر الله له فغفر له قالوا: يا رسول الله، وإن لنا في البهائم أجراً، قال: في كل كبد رطبة أجرا.
“Suatu ketika ada seorang laki-laki berjalan yang merasa sangat kehausan, lalu dia turun ke dalam sumur dan meminum air dari sumur itu. Kemudian dia keluar, tiba-tiba dia melihat anjing yang sedang menjulurkan lidahnya dan menjilati tanah yang basah, karena sangat kehausan. Dia berkata:”Anjing ini telah kehausan sebagaimana kehausan yang aku rasakan” Maka dia memenuhi khuff nya (sepatu kulit), lalu mengigitnya dengan mulutnya dan dia naik keluar dari sumur, lalu memberi minum anjing tersebut. Maka Allah Subhanahu wa Ta’ala memuji laki-laki itu dan mengampuninya. Mereka (para Sahabat radhiyallahu’anhum) berkata:”Wahai Rasulullah, (apakah) kami mendapatkan pahala ketika berbuat baik terhadap binatang? Beliau menjawab: ”Pada setiap jiwa yang bernyawa ada pahalanya”.

Abdullah bin Umar radiallahu ‘anhu. Meriwayatkan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda, “Ada seorang wanita disiksa disebabkan mengurung seekor kucing hingga mati kelaparan lalu wanita itu pun masuk neraka. Ia tak memberinya makan dan minum ketika ia mengurungnya dan tidak membiarkannya berkeliaran sehingga dia dapat memakan serangga tanah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hak lainnya adalah hak kasih sayang. Islam mengajarkan pada kita untuk saling menyayangi, tidak hanya dengan manusia saja tapi juga dengan makhluk hidup yang lain, yakni binatang. Sebuah kisah menceritakan bahwa ada seorang lelaki yang membaringkan kambing untuk disembelih dan dia pun menajamkan atau mengasah pisau di dekatnya. Kemudian Rasulullah bersabda apakah laki-laki itu akan membunuh kambing dua kali, kenapa laki-laki itu tidak menajamkan pisau sebelum menyembelihnya. Menyayangi binatang menurut Islam adalah memeliharanya dengan baik dengan menggunakan hati.

“Jika kamu akan membunuh (yang dibenarkan menurut hukum Islam) maka bunuhlah dengan cara yang baik. Dan jika kamu akan menyembelih maka sembelihlah dengan cara yang baik, tajamkanlah mata pisaumu dan senangkanlah dalam penyembelihannya”. (Hadith Riwayat: Muslim)

Termasuk juga dianjurkan untuk memberi makan dan minum kepada binatang dan menyayanginya dengan penuh keimanan, karena agama Islam juga mengajarkan kita untuk menjadi kaum penyayang binatang tumbuh-tumbuhan dan semua makhluk lainnya, Islam sebagai Rahmatan Lil’alamiin. 

Hak untuk tidak didzalimi juga harus dipenuhi karena tidak ada satu makhluk pun yang ingin didzalimi. Umar pernah melihat laki-laki yang memberikan beban begitu berat dan ia pun langsung menegurnya mengapa ia memberikan beban yang berat pada unta dimana unta itu tidak sanggup membawanya.

Hak lainnya yang juga harus dipenuhi adalah hak penjagaan dari sakit, hak untuk tidak diubah fisiknya, dan hak mendapatkan lingkungan. Demikian Anda harus tahu, mengapa Islam juga menjamin hak asasi binatang.

Kaum muslimin juga dilarang menyiksa binatang. Hal ini sesuai sengan beberapa hadith:
“Allah melaknat orang yang menyiksa hewan dan memperlakukannya dengan sadis. (Hadith Riwayat: Bukhari).

“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam melarang mengurung (burung) hingga binatang itu mati.“ (HR. Bukhari, Muslim).

Selaku orang-orang yang beriman, kita hendaklah memanfaatkan segala sesuatu menurut cara yang dibenarkan oleh agama kerana segala yang tinggal di muka bumi ini diciptakan untuk kemudahan kita dan menjadi kewajiban kita untuk menjaga segala sesuatu itu daripada kerosakan, memanfaatkannya dengan tetap menjaga martabatnya sebagai makhluk Tuhan, melindunginya agar tidak pupus yang dengan demikian barulah menandakan bahawa kita mensyukuri nikmat Allah dalam bentuk perbuatan yang nyata.

Penyumbang : Saudara Abdul Aziz Deraman
Posted oleh: HAR
Graphic: HAR

MADU SEBAGAI UBAT:
Madu berguna  sebagai obat. (QS: 016:66, 023:012, 016:80, 016:005-008, 036:072, 016:069).
 

No comments: